Sabtu, 05 April 2014
PERPAJAKAN INTERNASIONAL
Tujuan Kebijakan Perpajakan Internasional
Untuk memajukan perdagangan antar negara, mendorong laju investasi di masing-masing negara, pemerintah berusaha untuk meminimalkan pajak yang menghambat perdagangan dan investasi tersebut. Salah satu upaya untuk meminimalkan beban tersebut adalah dengan melakukan penghindaraan pajak berganda internasional.
Teori
Apakah prinsip-prinsip yang harus dipahami dalam perpajakan internasional?
Doernberg (1989) menyebut 3 unsur netralitas yang harus dipenuhi dalam kebijakan perpajakan internasional:
1. Capital Export Neutrality (Netralitas Pasar Domestik): Kemanapun kita berinvestasi, beban pajak yang dibayar haruslah sama. Sehingga tidak ada bedanya bila kita berinvestasi di dalam atau luar negeri. Maka jangan sampai bila berinvestasi di luar negeri, beban pajaknya lebih besar karena menanggung pajak dari dua negara. Hal ini akan melandasi UU PPh Psl 24 yang mengatur kredit pajak luar negeri.
2. Capital Import Neutrality (Netralitas Pasar Internasional): Darimanapun investasi berasal, dikenakan pajak yang sama. Sehingga baik investor dari dalam negeri atau luar negeri akan dikenakan tarif pajak yang sama bila berinvestasi di suatu negara. Hal ini melandasi hak pemajakan yang sama denagn Wajib Pajak Dalam Negeri (WPDN) terhadap permanent establishment (PE) atau Badan Uasah Tetap (BUT) yang dapat berupa cabang perusahaan ataupun kegiatan jasa yang melewati time-test dari peraturan yang berlaku.
3. National Neutrality: Setiap negara, mempunyai bagian pajak atas penghasilan yang sama. Sehingga bila ada pajak luar negeri yang tidak bisa dikreditkan boleh dikurangkan sebagai biaya pengurang laba.
Hasil atau Isi
Mengapa terjadi perpajakan berganda internasional?
Perpajakan berganda terjadi karena benturan antar klaim perpajakan. Hal ini karena adanya prinsip perpajakan global untuk wajib pajak dalam negeri (global principle) dimana penghasilan dari dalam luar negeri dan dalam negeri dikenakan pajak oleh negara residen (negara domisili wajib pajak). Selain itu, terdapat pemajakan teritorial (source principle) bagi wajib pajak luar negeri (WPLN) oleh negara sumber penghasilan dimana penghasilan yang bersumber dari negara tersebut dikenakan pajak oleh negara sumber. Hal ini membuat suatu penghasilan dikenakan pajak dua kali, pertama oleh negara residen lalu oleh negara sumber Misalnya: PT A punya cabang di Jepang. Penghasilan cabang di jepang dikenakan pajak oleh fiskus Jepang. Lalu di Indonesia penghasilan itu digabung dengan penghasilan dalam negeri lalu dikalikan tarif pajak UU domestik Indonesia.
Bentokran klaim lebih diperparah bila terjadi dual residen, dimana terdapat dua negara sama-sama mengklaim seorang subjek pajak sebagi wajib pajak dalam negerinya yang menyebabkan ia terkena pemajakan global dua kali. Misalnya: Mr. A bekerja di Indonesia lebih dari 183 hari namun setiap sabtu dan minggu ia pulang ke rumahnya di Singapura. Mr. A dianggap WPDN oleh Indonesia dan juga Singapura sehingga untuk wajib melapor dan membayar pajak untuk penghasilan globalnya pada Indonesia maupun Singapura.
Apa saja upaya untuk menghindari perpajakan berganda internasional?
1. Tax Treaty (Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda/P3B): yaitu perjanjian antara 2 negara untuk menghindari pajak berganda untuk memajukan investasi antara 2 negara tersebut. Untuk active income, Biasanya negara sumber hanya berhak memajaki penghasilan dari cabang (BUT) dan penghasilan dari aset tak bergerak yang berhasil dari negara sumber tersebut. Bila ekspor-impor biasa tanpa BUT maka negara sumber tidak bisa memajaki. Penghasilan pegawai hanya boleh dipajaki bila melewati time-test atau dibayar oleh WPDN ataupun BUT. Untuk passive income seperti deviden, bunga dan royalti, kedua negara berhak memajaki namun terdapat pengurangan tarif.
2. Kredit Pajak Luar Negeri: Yaitu jumlah pajak yang dibayarkan di luar negeri dapat dijadikan pengurang pajak penghasilan secara keseluruhan. Di Indonesia diatur dalam UU PPh pasal 24. Dimana kredit pajak luar negeri hanya sebatas: Penghasilan LN/(Semua penghasilan LN dan DN) x PPh terutang untuk semua penghasilan
Apa saja masalah-masalah dalam perpajakan internasional?
1. Transfer Pricing: Kegiatan ini adalah mentransfer laba dari dalam negeri ke perusahaan dengan hubungan istimewa di negara lain yang tarif pajaknya lebih rendah. Hal ini dapat dilakukan dengan membayar harga penjualan yang lebih rendah dari harga pasar, membiayakan biaya-biaya lebih besar daripada harga yang wajar, thin capitalization (memperbesar utang dengan beban bunga untuk mengurangi laba). Misalnya: tarif pajak di Indonesia 28%, di Singapura 25%. PT A punya anak perusahaan B Ltd di Singapura, maka laba di PT A dapat digeser ke B Ltd yang tarifnya lbh kecil dengan cara B LTd meminjamkan uang dengan bunga yang besar, sehingga laba PT A berkurang, memang pendapatan B Ltd bertambah namun tarif pajaknya lebih kecil. Hal bisa juga dilakukan dengan PT A menjual rugi (mark down) barang dan jasa (harga jual di bawah ongkos produksinya) ke B Ltd. Di Indonesia, transfer pricing dicegah dalam UU PPh pasal 18 dimana pihak fiskus berhak mengkoreksi harga transaksi, penghitungan utang sebagai modal dan DER (Debt Equity Ratio).
2. Treaty Shopping: Fasilitas di tax treaty justru bukannya menghindarkan pajak berganda namun malah memberi kesempatan bagi subjek pajak untuk tidak dikenakan pajak dimana-mana. Misalnya: Investasi SBI di bursa singapura dibebaskan pajak. Treaty Shopping diredam dengan ketentuan beneficial owner (penerima manfaat) dalam tax treaty (P3B) baik yang memakai model OECD maupun PBB sehingga tax treaty hanya berlaku bila penerima manfaat yang sebenarnya adalah residen di negara yang menandatangani tax treaty.
3. Tax Heaven Countries: Negara-negara yang memberikan keringanan pajak secara agresif seperti tarif pajak rendah, pengawasan pajak longgar telah membuat penerimaan pajak dari negara-negara berkembang merosot tajam. Negara tax heaven yang termasuk dalam KMK No.650/KMK04/1994 antara lain Argentina, Bahrain, Saudi Arabia, Mauritius, Hongkong, Caymand Island, dll. Saat ini negara tax heaven sedang dimusuhi dunia internasional, pengawasan tax avoidance (penghindaran pajak) di negara-negara tersebut sedang gencar-gencarnya. Berinvestasi di negara tax heaven beresiko besar terkena koreksi UU PPh Pasal 18. Lebih baik berinvestasi pada negara dengan tax treaty.
Analisis Hasil Jurnal
Perpajakan Internasional merupakan alat untuk mengetahui perbedaan pajak dalam negeri dan memajukan perdagangan antar negara, mendorong laju investasi di masing-masing negara, pemerintah berusaha untuk meminimalkan pajak yang menghambat perdagangan dan investasi tersebut. Ada beberapa prinsip-prinsip yang harus dipahami dalam Perpajakan Internasional menurut Doernberg (1989) menyebut 3 unsur netralitas yang harus dipenuhi dalam kebijakan perpajakan internasional yaitu Capital Export Neutrality (Netralitas Pasar Domestik), Capital Import Neutrality (Netralitas Pasar Internasional) dan National Neutrality.
Sumber
Prof. Gunadi. 2007. Pajak Internasional. LPFEUI
http://natanedan.wordpress.com/2009/12/08/sekilas-tentang-pemajakan-internasional-oleh-nany-ariany/
http://adithpurnama04.blogspot.com/2012/04/normal-0-false-false-false.html
PENETAPAN HARGA TRANSFER
METODOLOGI PENENTUAN HARGA TRANSFER
Harga transfer dapat didasarkan pada biaya selisih kenaikan atau harga pasar. Pengaruh lingkungan atas harga transfer juga menimbulkan sejumlah pertanyaan mengenai metodologi penentuan harga. Prinsip wajar atau harga transfer antarperusahaan dengan mengandaikan transaksi itu terjadi antarpihak yang tidak berhubungan instimewa di pasar yang kompetitif. Menurut undang-undang Pajak Penghasilan di AS terdapat metode-metode:
1. Metode Harga yang Tidak Terkontrol Setara
Berdasarkan metode ini harga transfer ditentukan dengan mengacu pada harga yang digunakan dalam transaksi setara antara perusahaan yang independent atau setara perusahaan dengan pihak ketiga yang tidak berkaitan.
2. Metode Transaksi Tidak Terkontrol yang Setara
Metode ini diterapkan untuk pengalihan aktiva tidak berwujud. Metode ini mengidentifikasikan tingkat royalty acuan dengan mengacu pada transaksi yang tidak terkontrol di mana aktiva tidak berwujud yang sama atau serupa dialihkan. Sebagaimana metode harga tidak terkontrol yang setara, metode ini bergantung pada perbandingan pasar.
3. Metode Harga Jual Kembali
Metode ini menghitung harga transaksi yang wajar yang diawali dengan harga yang dikenakan atas penjualan barang yang dimaksud kepada pembeli yang independent. Margin yang memadai untuk menutup beban dan laba nomal kemudian dikurangkan dari harga ini untuk memperoleh harga transfer antarperusahaan.
4. Metode Penentuan Biaya Plus
Metode ini berguna apabila barang semi jadi dialihkan antarperusahaan afiliasi luar negeri atau jika suatu entitas merupakan sub kontraktor bagi perusahaan lain.
5. Metode Laba Sebanding
Metode ini mendukung pandangan umum yang menyatakan bahwa pembayar pajak yang menghadapi situasi yang mirip harusnya memperoleh imbalan yang mirip pula selama beberapa periode waktu tertentu.
6. Metode Pemisahan Laba
Metode ini digunakan jika acuan produk atau pasar tidak tersedia. Metode ini mencakup pembagian laba yang dihasilkan melalui transaksi dengan pihak berhubungan istimewa yaitu antara perusahaan afiliasi berdasarkan cara yang wajar.
7. Metode Penentuan Harga Lainnya
Metode ini dapat digunakan jika menghasilkan ukuran harga wajar yang lebih akurat.
PRAKTIK HARGA TRANSFER
Dalam praktiknya, beberapa metode penentuan harga transfer digunakan bersamaan. Factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode harga transfer antara lain tujuan perusahaan: apakah tujuannya adalah mengelola beban pajak, atau mempertahankan posisi daya saing perusahaan, atau memprromosikan evaluasi kerja yang setara.
MASA DEPAN
Teknologi dan perekonomian global menimbulkan tantangan sendiri bagi banyak prinsip-prinsip yang mendasari perpajakan internasional, bahwa setiap setiap bangsa memiliki hak menentukan untuk dirinya sendiri seberapa banyak pajak yang dapat dikumpulkan dari rakyatnya dan kalangan usaha yang ada di dalam wilayahnya. Namun, pemerintah di seluruh dunia mengharuskan metode penentuan harga transfer pada prinsip harga wajar. Yaitu, perusahan multinasional di Negara berbeda dikenakan pajak seakan-akan mereka adalah perusahaan independent yang beroperasi secara wajar dari satu sama lain. Perhitungan harga wajar tidak relevan karena semakin sedikit perusahaan yang beropreasi dengan cara ini. Efeknya bagi perpajakan nasional, kerjasama dan pembagian informasi yang makin erat antara otoritas pajak di seluruh dunia. Kompetisi pajak juga semakin besar. Internet membuat upaya mengambil keuntungan dari Negara surga pajak semakin mudah. Pajak tunggal juga digunakan sebagai alternative untuk menggunakan harga transfer dalam menentukan penghasilan kena pajak.
Hal yang diperhatikan dalam pembentukan organisasi yang di dalamnya akan timbul harga transfer dan hubungannya dengan proses sistem pengendalian manajemen adalah:
Menetapkan tujuan yang selaras antara divisi dan perusahaan. Dalam arti bahwa manajer divisi mengambil keputusan yang akan memaksimumkan laba perusahaan dengan memaksimumkan laba divisinya.
Menetapkan otonomi tiap divisi. Agar nantinya terjaga otonomi divisi, dalam arti tidak ada campur tangan manajemen puncak terhadap kebebasan manajer divisi dalam pengambilan keputusan
Penyerahan kekuasaaan berdasarkan pada kemampuan untuk menyerahkan tanggungjawab dari keuntungan. Tanggungjawab keuntungan tidak dapat diserahkan dengan aman kecuali dua kondisi ada yaitu orang yang menyerahkan memiliki seluruh informasi relevan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan keuntungan yang optimum dan performa orang yang menyerahkan diukur melalui bagaimana ia dengan baik membuat trade-off biaya atau pendapatan. Oleh karena itu, idealnya organisasi harus mencari orang-orang yang berkompeten dalam negoisasi dan arbitrasi dari harga transfer.
Dua keputusan yang meliputi perancangan sistem harga transfer. Pertama adalah keputusan sourcing: haruskah perusahaan memproduksi sendiri atau harus membelinya dari luar atau pemasok? Yang kedua adalah keputusan harga transfer: pada harga berapa produk harus ditransfer antar pusat laba? Idealnya, harga transfer kurang lebih seperti harga pasar, dengan penyesuaian agar tidak ada biaya yang muncul selama transfer dalam perusahaan.
Jika kompetisi harga tidak terjadi, harga transfer mungkin akan ditetapkan dengan dasar biaya ditambah laba, meskipun beberapa harga transfer mungkin akan lebih rumit untuk dihitung dan hasilnya kurang memuaskan bila berdasar pada harga pasar. Biaya transfer dapat dibuat pada standar biaya ditambah profit margin, atau dengan menggunakan sistem dari dua langkah penetapan harga.
Metode negoisasi harga transfer harus berada ditempatnya dan di sana harus ada mekanisme arbitrasi untuk penyelesaian perdebatan, tetapi susunannya jangan terlalu susah supaya manajemen tidak terlalu mencurahkan perhatian berlebih yang bisa mengakibatkan jumlah waktu harga transfer jadi tidak semestinya.
Terdapat beberapa contoh yang mungkin terjadi pada organisasi kompleks secara lengkap memuaskan sistem harga transfer. Sama dengan banyak pilihan desain pengendalian manajemen, perlu untuk memilih yang paling baik dari beberapa aksi bagian yang hampir sempurna. Sesuatu yang penting adalah menyadari area yang tidak sempurna dan memastikan prosedur administrasi dipekerjakan untuk menghindari keputusan suboptimum.
SUMBER : http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/09/makalah-penetapan-harga-transfer.html
Harga transfer dapat didasarkan pada biaya selisih kenaikan atau harga pasar. Pengaruh lingkungan atas harga transfer juga menimbulkan sejumlah pertanyaan mengenai metodologi penentuan harga. Prinsip wajar atau harga transfer antarperusahaan dengan mengandaikan transaksi itu terjadi antarpihak yang tidak berhubungan instimewa di pasar yang kompetitif. Menurut undang-undang Pajak Penghasilan di AS terdapat metode-metode:
1. Metode Harga yang Tidak Terkontrol Setara
Berdasarkan metode ini harga transfer ditentukan dengan mengacu pada harga yang digunakan dalam transaksi setara antara perusahaan yang independent atau setara perusahaan dengan pihak ketiga yang tidak berkaitan.
2. Metode Transaksi Tidak Terkontrol yang Setara
Metode ini diterapkan untuk pengalihan aktiva tidak berwujud. Metode ini mengidentifikasikan tingkat royalty acuan dengan mengacu pada transaksi yang tidak terkontrol di mana aktiva tidak berwujud yang sama atau serupa dialihkan. Sebagaimana metode harga tidak terkontrol yang setara, metode ini bergantung pada perbandingan pasar.
3. Metode Harga Jual Kembali
Metode ini menghitung harga transaksi yang wajar yang diawali dengan harga yang dikenakan atas penjualan barang yang dimaksud kepada pembeli yang independent. Margin yang memadai untuk menutup beban dan laba nomal kemudian dikurangkan dari harga ini untuk memperoleh harga transfer antarperusahaan.
4. Metode Penentuan Biaya Plus
Metode ini berguna apabila barang semi jadi dialihkan antarperusahaan afiliasi luar negeri atau jika suatu entitas merupakan sub kontraktor bagi perusahaan lain.
5. Metode Laba Sebanding
Metode ini mendukung pandangan umum yang menyatakan bahwa pembayar pajak yang menghadapi situasi yang mirip harusnya memperoleh imbalan yang mirip pula selama beberapa periode waktu tertentu.
6. Metode Pemisahan Laba
Metode ini digunakan jika acuan produk atau pasar tidak tersedia. Metode ini mencakup pembagian laba yang dihasilkan melalui transaksi dengan pihak berhubungan istimewa yaitu antara perusahaan afiliasi berdasarkan cara yang wajar.
7. Metode Penentuan Harga Lainnya
Metode ini dapat digunakan jika menghasilkan ukuran harga wajar yang lebih akurat.
PRAKTIK HARGA TRANSFER
Dalam praktiknya, beberapa metode penentuan harga transfer digunakan bersamaan. Factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode harga transfer antara lain tujuan perusahaan: apakah tujuannya adalah mengelola beban pajak, atau mempertahankan posisi daya saing perusahaan, atau memprromosikan evaluasi kerja yang setara.
MASA DEPAN
Teknologi dan perekonomian global menimbulkan tantangan sendiri bagi banyak prinsip-prinsip yang mendasari perpajakan internasional, bahwa setiap setiap bangsa memiliki hak menentukan untuk dirinya sendiri seberapa banyak pajak yang dapat dikumpulkan dari rakyatnya dan kalangan usaha yang ada di dalam wilayahnya. Namun, pemerintah di seluruh dunia mengharuskan metode penentuan harga transfer pada prinsip harga wajar. Yaitu, perusahan multinasional di Negara berbeda dikenakan pajak seakan-akan mereka adalah perusahaan independent yang beroperasi secara wajar dari satu sama lain. Perhitungan harga wajar tidak relevan karena semakin sedikit perusahaan yang beropreasi dengan cara ini. Efeknya bagi perpajakan nasional, kerjasama dan pembagian informasi yang makin erat antara otoritas pajak di seluruh dunia. Kompetisi pajak juga semakin besar. Internet membuat upaya mengambil keuntungan dari Negara surga pajak semakin mudah. Pajak tunggal juga digunakan sebagai alternative untuk menggunakan harga transfer dalam menentukan penghasilan kena pajak.
Hal yang diperhatikan dalam pembentukan organisasi yang di dalamnya akan timbul harga transfer dan hubungannya dengan proses sistem pengendalian manajemen adalah:
Menetapkan tujuan yang selaras antara divisi dan perusahaan. Dalam arti bahwa manajer divisi mengambil keputusan yang akan memaksimumkan laba perusahaan dengan memaksimumkan laba divisinya.
Menetapkan otonomi tiap divisi. Agar nantinya terjaga otonomi divisi, dalam arti tidak ada campur tangan manajemen puncak terhadap kebebasan manajer divisi dalam pengambilan keputusan
Penyerahan kekuasaaan berdasarkan pada kemampuan untuk menyerahkan tanggungjawab dari keuntungan. Tanggungjawab keuntungan tidak dapat diserahkan dengan aman kecuali dua kondisi ada yaitu orang yang menyerahkan memiliki seluruh informasi relevan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan keuntungan yang optimum dan performa orang yang menyerahkan diukur melalui bagaimana ia dengan baik membuat trade-off biaya atau pendapatan. Oleh karena itu, idealnya organisasi harus mencari orang-orang yang berkompeten dalam negoisasi dan arbitrasi dari harga transfer.
Dua keputusan yang meliputi perancangan sistem harga transfer. Pertama adalah keputusan sourcing: haruskah perusahaan memproduksi sendiri atau harus membelinya dari luar atau pemasok? Yang kedua adalah keputusan harga transfer: pada harga berapa produk harus ditransfer antar pusat laba? Idealnya, harga transfer kurang lebih seperti harga pasar, dengan penyesuaian agar tidak ada biaya yang muncul selama transfer dalam perusahaan.
Jika kompetisi harga tidak terjadi, harga transfer mungkin akan ditetapkan dengan dasar biaya ditambah laba, meskipun beberapa harga transfer mungkin akan lebih rumit untuk dihitung dan hasilnya kurang memuaskan bila berdasar pada harga pasar. Biaya transfer dapat dibuat pada standar biaya ditambah profit margin, atau dengan menggunakan sistem dari dua langkah penetapan harga.
Metode negoisasi harga transfer harus berada ditempatnya dan di sana harus ada mekanisme arbitrasi untuk penyelesaian perdebatan, tetapi susunannya jangan terlalu susah supaya manajemen tidak terlalu mencurahkan perhatian berlebih yang bisa mengakibatkan jumlah waktu harga transfer jadi tidak semestinya.
Terdapat beberapa contoh yang mungkin terjadi pada organisasi kompleks secara lengkap memuaskan sistem harga transfer. Sama dengan banyak pilihan desain pengendalian manajemen, perlu untuk memilih yang paling baik dari beberapa aksi bagian yang hampir sempurna. Sesuatu yang penting adalah menyadari area yang tidak sempurna dan memastikan prosedur administrasi dipekerjakan untuk menghindari keputusan suboptimum.
SUMBER : http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/09/makalah-penetapan-harga-transfer.html
Manajemen Resiko Keuangan
1. Definisi Manajemen risiko
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.
Pentingnya Manajemen Resiko Keuangan :
1. Pertumbuhan jasa manajemen resiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan resiko keuangan.
2. Adanya harapan yang besar dari investor pihak-pihak berkepentingan lainya, agar manajer keuangan mampu mengidentifikasikan dan mengelola resiko pasar yang dihadapi secara aktif.
2. Tujuan Manajemen Risiko
Tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas. Resiko volatilitas harga yang dihadapi ini disebut dengan resiko pasar.
Meskipun volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu mempertimbangkan resiko lainnya:
(a) risiko likuiditas, timbul karena tidak semua produk manajemen dapat diperdagangkan secara bebas,
(b) diskontinuitas pasar, mengacu pada risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahap,
(c) risiko kredit, merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen risiko tidak dapat memenuhi kewajibannya,
(d) risiko regulasi, adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas public melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu,
(e) risiko pajak, merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan, dan
(6) risiko akuntansi, adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat selain bagian dari transaksi yang hendak dilindung nilai.
3. Mengapa Mengelola Resiko Keuangan?
Mengendalikan resiko keuangan dapat meningkatkan nilai perusahaan, karena investor menyukai manajer keuangan yang mampu mengidentifikasi dan mengelola resiko pasar. Stabilitas aliran kas bisa meminimalkan kejutan laba, sehingga ekspektasi arus kas naik. Stabilitas laba mengurangi resiko gagal bayar & kebangkrutan. Manajemen eksposur yang aktif membuat perusahaan bisa konsentrasi pada resiko bisnis utama. Misal, perusahaan manufaktur dapat terlindung dari resiko suku bunga dan mata uang dengan berkonsentrasi pada produksi & pemasaran. Pemberi pinjaman (kreditur), karyawan dan pelanggan juga bisa memperoleh manfaat dari manajemen eksposur.
4. Peranan Akuntansi
Akuntan manajemen membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko alternatif, mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi efektivitas program lindung nilai.
a. Identifikasi Risiko Pasar
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasikan berbagai jenis risiko market yang berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Dan biasanya disebut sebagai kubus pemetaan risiko. Istilah pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan eukuitas. Dimensi ketiga dari kubus pemetaan risiko, melihat kemungkinan hubungan antara risiko pasar dan pemicu nilai untuk masing-masing pesaing utama perusahaan.
b. Menguantifikasi Penyeimbangan
Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen risiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternatif strategi respons risiko. Akuntan harus mengukur manfaat dari lindung dinilai dan dibandingkan dengan biaya plus biaya kesempatan berupa keuntungan yang hilang dan berasal dari spekulasi pergerakan pasar
c. Manajemen Risiko di Dunia dengan Kurs Mengambang
Risiko kurs valuta asing (valas) adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional. Dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko mencakup :
1) antisipasi pergerakan kurs,
2) pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan,
3) perancangan strategi perlindungan yang memadai, dan
4) pembuatan pengendalian manajemen risiko internal.
5. Peramalan atas Perubahan Kurs
Informasi yang sering kali digunakan dalam membuat peramalan kurs (yaitu depresiasi mata uang) berkaitan dengan perubahan dalam faktor-faktor berikut ini :
Perbedaan Inflasi (inflation differential). Kebijakan moneter (monetery policy)
Neraca Perdagangan (balance of trade)
Neraca pembayaran (balance of payment)
Cadangan moneter dan kapasitas utang luar negeri (international monetary reserve and debt capacity)
Anggaran nasional (national budget)
Kurs forward (forward exchange quotations)
Kurs tidak resmi (unofficial rates)
Perilaku mata uang terkait (behavior of related currencies)
Perbedaan suku bunga (interest rate differentials)
Harga opsi ekuitas luar negeri (foreign equity option prices)
6. Mendefinisikan dan menghitung resiko translasi dan menghitung resiko transaksi.
Potensi terhadap risiko valuta asing timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, laba, dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini berpusat pada 2 jenis potensi risiko, yaitu translasi dan transaksi.
a. Potensi Resiko Translasi
Potensi risiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestic atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen mata uang domestic untuk tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan eksternal, pengaruh translasi ini menimbulkan dampak langsung terhadap laba yang dilaporkan. Aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing menghadapi potensi resiko kurs jika suatu perubahan dalam kurs menyebabkan nilai ekuivalen dalam mata uang induk perusahaan berubah.
b. Potensi Risiko Transaksi
Potensi Risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Tidak seperti keuntungan dan kerugian translasi, keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas.
Kontrol pusat terhadap keseluruhan potensi risiko mata uang suatu perusahaan masih dimungkinkan. Agar terlaksana, masing-masing perusahaan afiliasi luar negeri harus mengirimkan laporan potensi risiko multi mata uang kepada kantor pusat perusahaan secara terus menerus. Sekali potensi risiko telah digabungkan berdasarkan mata uang dan negara, perusahaan dapat melakukan kebijakan lindung nilai terkoordinasi secara terpusat untuk menghilangkan kerugian potensial.
7. Mengetahui strategi perlindungan nilai tukar dan perlakuan akuntansi yang diperlukan
Strategi Perlindungan
- Lindung Nilai Neraca
Dapat mengurangi potensi resiko yang dihadapi perusahaan dalam menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang terpapar.
- Lindung Nilai Operasional
Bentuk perlindungan resiko ini berfokus pada variabel – variabel yang mempengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang asing.
- Lindung Nilai Struktural
Lindung nilai ini mencakup relokasi tempat manufaktur untuk mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan.
- Lindung Nilai Kontraktural
Lindung nilai kontraktural ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola potensi risiko valuta asing yang dihadapi.
Akuntansi Untuk Produk Lindung Nilai
Merupakan kontrak atau instrumen keuangan yang memungkinkan penggunaannya untuk meminimalkan, menghilangkan, atau paling tidak mengalihkan resiko pasar pada pundak pihak lain.
Produk ini mencakup antara lain Contract Forward, future, SWAP, dan Opsi mata uang.
- Contract Forward Valas
Merupakan perjanjian untuk mengirimkan atau menerima jumlah mata uang tertentu yang dipertukarkan dengan mata uang domestik, pada suatu tanggal di masa mendatang.
- Future Keuangan
Merupakan komitmen untuk membeli atau menyerahkan sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu di masa depan dengan harga yang ditentukan.
- Opsi Mata Uang
Memberikan hak kepada pembeli untuk membeli (call) atau menjual (put) suatu mata uang dari pihak penjual (pembuat) berdasarkan harga (eksekusi) tertentu pada atau sebelum tanggal kadaluwarsa (eksekusi) yang telah ditentukan.
- SWAP Mata Uang
Mencakup pertukaran saat ini dan dimasa depan atas dua mata uang yang berbeda berdasarkan kurs yang telah ditentukan sebelumnya.
SWAP mata uang memungkinkan perusahaan untuk :
- Mendapatkan akses terhadap pasar modal yang sebelum tidak didapat diakses dengan biaya yang relatif rendah.
- Melakukan lindung nilai terhadap risiko kurs yang timbul dari kegiatan usaha internasional.
Perlakuan Akuntansi
FASB menerbitkan FAS No. 133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April 2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. IFRS (dahulu IAS) No. 39, yang baru saja direvisi, berisi panduan yang pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap akuntansi untuk derifatif keuangan.
Pengungkapan yang diwajibkan oleh FAS 133 dan IAS 39 sedikit banyak telah menyelesaikan masalah ini. Pengungkapan itu antara lain:
- Tujuan dan strategi manajemen resiko untuk melakukan transaksi lindung nilai.
- Deskripsi pos – pos yang dilindung nilai.
- Identifikasi risiko pasar dari pos – pos yang dilindung nilai.
- Deskripsi mengenai instrumen lindung nilai.
- Jumlah yang tidak dimasukkan dalam penilaian efektivitas lindung nilai.
- Justifikasi awal bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat efektif untuk meminimalkan risiko pasar.
- Penilai berjalan mengenai efektivitas lindung nilai aktual dari seluruh derivatif yang digunakan selama periode berjalan.
8. Masalah akuntansi dan pengendalian,terkait dengan manajemen risiko nilai tukar mata uang asing
Meskipun risiko terhadap nilai tukar mata uang asing telah dilakukan mitigasi, namun demikian, beberapa perusahaan multinasional masih saja mendapat kendala. Beberapa kendala yang dihadapi oleh perusahaan multinasional umumnya, adalah sebagai berikut:
- kendala lingkungan, yang dapat dilihat dari karakteristik yang berbeda dari setiap negara. Kondisi ekonomi luar negeri dapat mempengaruhi arus kas perusahaan multinasional
- kendala regulasi, berupa perbedaan risiko setiap negara yang ada, seperti: pajak, aturan-aturan konversi valuta serta peraturan lain yang dapat mempengaruhi arus kas anak perusahaan.
- kendala etika, yang digambarkan sebagai suatu praktik bisnis yang bervariasi di setiap negara.
Sistem evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada, bagian treasury perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar negeri. Kontrol terhadap bagian treasury perusahaan mencakup pengukuran kinerja seluruh program manajemen risiko nilai tukar, mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan, dan pelaporan hasil lindung nilai. System evaluasi tersebut juga mencakup dokumentasi atas bagaimana dan sejauh apa bagian treasury perusahaan membantu unit usaha lainya dalam organisasi itu.
Source:
file:///F:/akun%20internasional/Makalah%20Manajemen%20Resiko%20Keuangan%20Internasional%20_%20asriwandi.htm
file:///F:/akun%20internasional/manajemen-resiko-keuangan.html
file:///F:/akun%20internasional/bab-13-manajemen-resiko-keuangan.html
file:///F:/akun%20internasional/MANAJEMEN%20RISIKO%20KEUANGAN.html
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.
Pentingnya Manajemen Resiko Keuangan :
1. Pertumbuhan jasa manajemen resiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan resiko keuangan.
2. Adanya harapan yang besar dari investor pihak-pihak berkepentingan lainya, agar manajer keuangan mampu mengidentifikasikan dan mengelola resiko pasar yang dihadapi secara aktif.
2. Tujuan Manajemen Risiko
Tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas. Resiko volatilitas harga yang dihadapi ini disebut dengan resiko pasar.
Meskipun volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu mempertimbangkan resiko lainnya:
(a) risiko likuiditas, timbul karena tidak semua produk manajemen dapat diperdagangkan secara bebas,
(b) diskontinuitas pasar, mengacu pada risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahap,
(c) risiko kredit, merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen risiko tidak dapat memenuhi kewajibannya,
(d) risiko regulasi, adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas public melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu,
(e) risiko pajak, merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan, dan
(6) risiko akuntansi, adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat selain bagian dari transaksi yang hendak dilindung nilai.
3. Mengapa Mengelola Resiko Keuangan?
Mengendalikan resiko keuangan dapat meningkatkan nilai perusahaan, karena investor menyukai manajer keuangan yang mampu mengidentifikasi dan mengelola resiko pasar. Stabilitas aliran kas bisa meminimalkan kejutan laba, sehingga ekspektasi arus kas naik. Stabilitas laba mengurangi resiko gagal bayar & kebangkrutan. Manajemen eksposur yang aktif membuat perusahaan bisa konsentrasi pada resiko bisnis utama. Misal, perusahaan manufaktur dapat terlindung dari resiko suku bunga dan mata uang dengan berkonsentrasi pada produksi & pemasaran. Pemberi pinjaman (kreditur), karyawan dan pelanggan juga bisa memperoleh manfaat dari manajemen eksposur.
4. Peranan Akuntansi
Akuntan manajemen membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko alternatif, mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi efektivitas program lindung nilai.
a. Identifikasi Risiko Pasar
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasikan berbagai jenis risiko market yang berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Dan biasanya disebut sebagai kubus pemetaan risiko. Istilah pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan eukuitas. Dimensi ketiga dari kubus pemetaan risiko, melihat kemungkinan hubungan antara risiko pasar dan pemicu nilai untuk masing-masing pesaing utama perusahaan.
b. Menguantifikasi Penyeimbangan
Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen risiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternatif strategi respons risiko. Akuntan harus mengukur manfaat dari lindung dinilai dan dibandingkan dengan biaya plus biaya kesempatan berupa keuntungan yang hilang dan berasal dari spekulasi pergerakan pasar
c. Manajemen Risiko di Dunia dengan Kurs Mengambang
Risiko kurs valuta asing (valas) adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional. Dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko mencakup :
1) antisipasi pergerakan kurs,
2) pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan,
3) perancangan strategi perlindungan yang memadai, dan
4) pembuatan pengendalian manajemen risiko internal.
5. Peramalan atas Perubahan Kurs
Informasi yang sering kali digunakan dalam membuat peramalan kurs (yaitu depresiasi mata uang) berkaitan dengan perubahan dalam faktor-faktor berikut ini :
Perbedaan Inflasi (inflation differential). Kebijakan moneter (monetery policy)
Neraca Perdagangan (balance of trade)
Neraca pembayaran (balance of payment)
Cadangan moneter dan kapasitas utang luar negeri (international monetary reserve and debt capacity)
Anggaran nasional (national budget)
Kurs forward (forward exchange quotations)
Kurs tidak resmi (unofficial rates)
Perilaku mata uang terkait (behavior of related currencies)
Perbedaan suku bunga (interest rate differentials)
Harga opsi ekuitas luar negeri (foreign equity option prices)
6. Mendefinisikan dan menghitung resiko translasi dan menghitung resiko transaksi.
Potensi terhadap risiko valuta asing timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, laba, dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini berpusat pada 2 jenis potensi risiko, yaitu translasi dan transaksi.
a. Potensi Resiko Translasi
Potensi risiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestic atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen mata uang domestic untuk tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan eksternal, pengaruh translasi ini menimbulkan dampak langsung terhadap laba yang dilaporkan. Aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing menghadapi potensi resiko kurs jika suatu perubahan dalam kurs menyebabkan nilai ekuivalen dalam mata uang induk perusahaan berubah.
b. Potensi Risiko Transaksi
Potensi Risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Tidak seperti keuntungan dan kerugian translasi, keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas.
Kontrol pusat terhadap keseluruhan potensi risiko mata uang suatu perusahaan masih dimungkinkan. Agar terlaksana, masing-masing perusahaan afiliasi luar negeri harus mengirimkan laporan potensi risiko multi mata uang kepada kantor pusat perusahaan secara terus menerus. Sekali potensi risiko telah digabungkan berdasarkan mata uang dan negara, perusahaan dapat melakukan kebijakan lindung nilai terkoordinasi secara terpusat untuk menghilangkan kerugian potensial.
7. Mengetahui strategi perlindungan nilai tukar dan perlakuan akuntansi yang diperlukan
Strategi Perlindungan
- Lindung Nilai Neraca
Dapat mengurangi potensi resiko yang dihadapi perusahaan dalam menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang terpapar.
- Lindung Nilai Operasional
Bentuk perlindungan resiko ini berfokus pada variabel – variabel yang mempengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang asing.
- Lindung Nilai Struktural
Lindung nilai ini mencakup relokasi tempat manufaktur untuk mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan.
- Lindung Nilai Kontraktural
Lindung nilai kontraktural ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola potensi risiko valuta asing yang dihadapi.
Akuntansi Untuk Produk Lindung Nilai
Merupakan kontrak atau instrumen keuangan yang memungkinkan penggunaannya untuk meminimalkan, menghilangkan, atau paling tidak mengalihkan resiko pasar pada pundak pihak lain.
Produk ini mencakup antara lain Contract Forward, future, SWAP, dan Opsi mata uang.
- Contract Forward Valas
Merupakan perjanjian untuk mengirimkan atau menerima jumlah mata uang tertentu yang dipertukarkan dengan mata uang domestik, pada suatu tanggal di masa mendatang.
- Future Keuangan
Merupakan komitmen untuk membeli atau menyerahkan sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu di masa depan dengan harga yang ditentukan.
- Opsi Mata Uang
Memberikan hak kepada pembeli untuk membeli (call) atau menjual (put) suatu mata uang dari pihak penjual (pembuat) berdasarkan harga (eksekusi) tertentu pada atau sebelum tanggal kadaluwarsa (eksekusi) yang telah ditentukan.
- SWAP Mata Uang
Mencakup pertukaran saat ini dan dimasa depan atas dua mata uang yang berbeda berdasarkan kurs yang telah ditentukan sebelumnya.
SWAP mata uang memungkinkan perusahaan untuk :
- Mendapatkan akses terhadap pasar modal yang sebelum tidak didapat diakses dengan biaya yang relatif rendah.
- Melakukan lindung nilai terhadap risiko kurs yang timbul dari kegiatan usaha internasional.
Perlakuan Akuntansi
FASB menerbitkan FAS No. 133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April 2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. IFRS (dahulu IAS) No. 39, yang baru saja direvisi, berisi panduan yang pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap akuntansi untuk derifatif keuangan.
Pengungkapan yang diwajibkan oleh FAS 133 dan IAS 39 sedikit banyak telah menyelesaikan masalah ini. Pengungkapan itu antara lain:
- Tujuan dan strategi manajemen resiko untuk melakukan transaksi lindung nilai.
- Deskripsi pos – pos yang dilindung nilai.
- Identifikasi risiko pasar dari pos – pos yang dilindung nilai.
- Deskripsi mengenai instrumen lindung nilai.
- Jumlah yang tidak dimasukkan dalam penilaian efektivitas lindung nilai.
- Justifikasi awal bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat efektif untuk meminimalkan risiko pasar.
- Penilai berjalan mengenai efektivitas lindung nilai aktual dari seluruh derivatif yang digunakan selama periode berjalan.
8. Masalah akuntansi dan pengendalian,terkait dengan manajemen risiko nilai tukar mata uang asing
Meskipun risiko terhadap nilai tukar mata uang asing telah dilakukan mitigasi, namun demikian, beberapa perusahaan multinasional masih saja mendapat kendala. Beberapa kendala yang dihadapi oleh perusahaan multinasional umumnya, adalah sebagai berikut:
- kendala lingkungan, yang dapat dilihat dari karakteristik yang berbeda dari setiap negara. Kondisi ekonomi luar negeri dapat mempengaruhi arus kas perusahaan multinasional
- kendala regulasi, berupa perbedaan risiko setiap negara yang ada, seperti: pajak, aturan-aturan konversi valuta serta peraturan lain yang dapat mempengaruhi arus kas anak perusahaan.
- kendala etika, yang digambarkan sebagai suatu praktik bisnis yang bervariasi di setiap negara.
Sistem evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada, bagian treasury perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar negeri. Kontrol terhadap bagian treasury perusahaan mencakup pengukuran kinerja seluruh program manajemen risiko nilai tukar, mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan, dan pelaporan hasil lindung nilai. System evaluasi tersebut juga mencakup dokumentasi atas bagaimana dan sejauh apa bagian treasury perusahaan membantu unit usaha lainya dalam organisasi itu.
Source:
file:///F:/akun%20internasional/Makalah%20Manajemen%20Resiko%20Keuangan%20Internasional%20_%20asriwandi.htm
file:///F:/akun%20internasional/manajemen-resiko-keuangan.html
file:///F:/akun%20internasional/bab-13-manajemen-resiko-keuangan.html
file:///F:/akun%20internasional/MANAJEMEN%20RISIKO%20KEUANGAN.html
PERENCANAAN dan PENGENDALIAN
PERENCANAAN dan PENGENDALIAN
Perencanaan dan pengendalian merupakan fungsi fundamental manajemen. Setiap usaha ingin bertahan, tumbuh, ataupun ingin lancer bekerjanya, memerlukan perencanaan dan pengendalian.
PERENCANAAN
a. Pengertian Perencanaan
Ada banyak perumusan tentang perencanaan (planning), antara lain sebagai berikut :
- Perencanaan adalah hal memilih dan menghubungkan fakta-fakta serta hal membuat dan menggunakan dugaan-dugaan mengenai masa yang akan dating dalam hal menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan.
- Perencanaan adalah kemampuan untuk melihat ke depan, untuk membayangkan, untuk melihat apa yang akan datang, apa yang diinginkan
- Perencanaan adalah penentuan arah atau tindakan untuk mencapai apa yang diinginkan
- Perencanaan adalah fungsi manajer untuk menentukan yang akan datang apa yang akan dilakukan oleh suatu kelompok atau individu dan bagaimana tujuan-tujuan itu tercapai.
- Perencanaan adalah penentuan cara atau arah tindakan yang memberikan pertimbangan kepada factor-faktor yang mempengaruhi situasi tertentu
- Perencanaan adalah menentukan apa yang dilakukan
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen. Para manajer pertama-tama harus memutuskan apa yang ingin dikerjakan Ia harus menetapkan tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang untuk organisasi, serta memutuskan alat apa yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam rangka melakukan hal tersebut di atas, ia harus meramalkan sejauh mana kemungkinan tersebut dapat tercapai. Baik dilihat dari aspek ekonomi, social, maupun lingkungan politik. Tempat organisasinya dihubungkan dengan sumber-sumber yang ada untuk mewujudkan rencana tersebut.
Perencanaan merupakan suatu proses yang tidak berakir bila rencana itu telah ditetapkan (rencana harus diimplementasikan). Setiap saat selama proses implementasi dan pengawasan, rencana-rencana mungkin memerlukan modifikasi agar tetap guna. Perencanaan kembali (re-planning) kadand-kadang dapat menjadi factor kunci pencapaian sukses akhir. Oleh karena itu rencana harus dipertimbangkan kebutuhan fleksibilitas (keluwesan), agar mampu menyesuaikan diri dengan kondisi secepat mungkin. Salah satu aspek penting perencanaan adalah pembuat keputusan (decision making), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Keputusan harus dibuat berbagai tahap dalam proses perencanaan.
b. Pentinganya Perencanaan
Perencanaan yang baik sangat memudahkan tugas seorang manajer. Apabila tujuan telah diketahui, maka kemungkinan bahwa kita akan mencapainya. Seluruh gambaran terlintas dalam pikiran kita, maka akan lebih mudah mempersatukan baagian-bagiannya dan memastikan bahwa tindakan yang menyusul itu diambil dalam waktu yang tepat, sehingga akan berlangsung secara sistematis.
Seperti kita ketahui bahwa setiap kegiatan yang mempunyai tujuan selalu didahului dengan suatu perencanaan yang tepat. Karena tanpa adanya suatu perencanaan yang tepat, maka tujuan tersebut tidak akan tercapai secara efisien dan sistematis. Jadi dapat dikatakan bahwa pentingnya suatu perencanaan adalah :
- Diperoleh suatu tindakan yang tepat dan terkoordinir dari berbagai unit
- Dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan pengawasan
- Berbagai situasi darurat dapat dihindari karena sudah diadakan penelitian, ramalan dan dugaan-dugaan yang obyektif
- Sebagai alat control, khususnya alat control preventif
- Semua aktifitas dan kegiatan yang ada selalu diarahkan pada suatu rencana yang telah ditetapkan
- Menjamin efisiensi karena segala sesuatu telah diadakan perhitungan berdasarkan factor-faktor yang obyektif kebenarannya
- Menjamin kepastian terhadap tujuan yang akan dicapai. Tidak hanya berdasarkan kepada suatu khayalan atau imajinasi saja
- Untuk memperkecil ketidakpastian (uncertainty), serta menghadapi perubahan-perubahan yang mendadak yang mungkin timbul, maka perencanaan perlu dibuat.
c. Unsur-unsur Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kesinambungan, dan tidak ada rencana yang bersifat final, tetapi selalu merupakan hasil akhir dari pada proses perencanaan, tetapi sekedar laporan sementara. Dengan perkataan lain adalah bahwa perencanaan adalah suatu catatan kompleks dari sejumlah keputusan yang saling berkaitan dan dapat dibagi dengan cara yang berbeda-beda. Jadi jelaslah bahwa berbagai cara dalam pembagian suatu rencana ke dalam bagian-bagian tergantung pada pribadi masing-masing.
Berikut ini adalah contoh unsur-unsur perencanaan yang merupakan system sistimatika berpikir dalam perencanaan, yaitu :
- Hasil akhir ialah spesifikasi tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran target perencanaan. Di sini ditentukan apa perencanaan yang ingin dicapai dan bilamana kita akan mencapainya
- Alat-alat ialah meliputi pemilihan dari kebijaksanaa, strategi, prosedur dan praktek. Di sini ditentukan bagaimana menyelesaikan perencanaan tersebut
- Sumber-sumber ialah meliputi kuantitas mendapatkan dan mengalokasikan berbagai macam-macam sumber, antara lain : tenaga kerja, keuangan, material, tanah.
- Pelaksanaan ialah menentukan prosedur pengambilan dan cara mengorganisasikannya, sehingga rencana tersebut dapat dilaksanakan.
- Pengawasan ialah menentukan prosedur apa yang dilakukan dalam penentuan kesalahan, kegagalan dari pada rencana untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan untuk ke depannya
Dalam perencanaan terdapat unsur-unsur, yakni sebagai berikut :
- Pemikiran yang rasional yakni terdapat dugaan atau perkiraan atau perhitungan untuk masa yang akan datang
- Fakta-fakta yang obyektif kebenarannya, bahwa pemikiran yang rasional itu tidak atas khayalan belaka, akan tetapi berdasarkan fakta atau data yang obyektif kebenarannya
- Sebagai persiapan atau tindakan pendahuluan untuk kegiatan masa yang akan datang
- Tujuan atau goal
Dengan demikian unsure-unsur tersebut seharusnya terdapat dalam rencana, karena banyak rencana yang tidak memuat hal tersebut.
d. Macam-macam Perencanaan
Perencanaan dapat dibedakan menjadi beberapa macam menurut peninjauannya yaitu :
1. Menurut siapa yang membuatnya
- Perencanaan individu, yaitu perencanaan yang dibuat secara perseorangan/ individu atau bekerja bersama-sama dengan bagian lain.
- Perencanaan staff, yaitu perencanaan yang dibuat oleh bagian staff yang merupakan unit bantuan (staff departemen).
- Perencanaan panitia, yaitu perencanaan yang dibuat oleh panitia perencana. Panitia ini dapat dari dalam, yang terdiri dari Bagian Staff dan Bagian Lines : dan panitia dari luar. Misalnya dari konsultan atau dari para kontraktor
- Perencanaan bagian, yaitu perencanaan-perencanaan yang dibuat oleh masing-masing kepala bagian yang merupakan perencanaan operasi
- Perencanaan pengawas, yaitu perencanaan yang dibuat oleh para pengawas (supervisor). Dalam rangka menjalankan funsi supervisinya atau pengawasanya
2. Menurut sifatnya
- Rational planning, yaitu perencanaan yang dibuat berdasarkan pada suatu hasil pemikiran ilmiah, tidak berdasar suatu khayalan. Suatu pemikiran ilmiah apabila pemikiran-pemikiran yang berdasar pada fakta-fakta atau data-data yang obyektif
- Faktur planning, yaitu perencanaan yang dibuat berdasar fakta-fakta atau data-data yang objektif. Di mana fakta-fakta ini diperoleh dari data-data suatu penelitian
- Flexible planning, yaitu perencanaan yang bersifat luwes, dapat mengikuti situasi dan kondisi yang selalu berubah. Dalam hal ini maka ramalan-ramalan dan dugaan-dugaan untuk masa yang akan datang harus dilakukan secara cermat, teliti, dan rasional
- Regio planning (perencanaan yang kaku), yaitu perencanaan yang hanya berlaku dan sekali selesai
- Perencanaan terus-menerus (continue), yaitu perencanaan yang tidak hanya dibuat sekali saja, tetapi dibuat secara terus-menerus (continue) bertujuan untuk meningktakan perbaikan
3. Menurut jangka waktunya
- Perencanaan jangka pendek, yaitu perencanaan yanag pelaksanaannya kurang dari satu tahun. Contohnya adalah :
À Schedule, yakni tindakan menetapkan nilai-nilai waktu bagi setiap aktivitas yang diperlukan dan bagi seluruh proyek
- Perencanaan menengah atau madya, yaitu perencanaan yang pelaksanaanya antara satu tahun dengan tiga tahun. Contohnya adalah :
À Perencanaan laba, yakni perencanaan yang dipakai untuk memperbaiki laba/ keuntungan terutama untuk produk dan proyek tertentu
- Perncanaan jangka panjang, yaitu perencanaan yang pelaksanaannya lebih dari tiga tahun. Contohnya adalah :
Perencanaan produk, yakni perencanaan jangka panjang yang meliputi: perkiraan tentang penjualan produk di masa yang akan datang yang diinginkan
4. Menurut tingkatannya
- Perencanaan tentang kebijaksanaan, yaitu perencanaan yang memuat garis-garis besar tentang kebijaksanaan yang akan ditempuh dalam usaha mencapai tujuan. Perencanaan ini dibuat oleh top manajer.
5. Menurut luas lingkupnya
- Perencanaan internasional, yaitu perencanaan antara negara misalnya, perencanaan yang dibuat oleh ASEAN, MEE, PBB, dan sebagainya
- Perencanaan nasional, yaitu perencanaan yang dibuat oleh Badan Perencanaan Negara yang disyahkan oleh Badan Konstitutif yaitu MPR atau GBHN atau oleh badan legislative yaitu Presiden bersama-sama DPR atau Undang-undang
- Perencanaan kota
- Perencanaan desa
6. Menurut materi atau bidangnya
- Perencanaan bidang produksi
- Perencanaan bidang pemasaran
- Perencanaan bidang personil
- Perencanaan bidang keuangan
- Perencanaan bidang perkantoran
- Perencanaan bidang pendidikan
- Perencanaan metode
e. Pembuatan Perencanaan
Beberapa tindakan yang harus dilakukan dalam menyusun perencanaan yang baik, di mana tindakan merupakan urutan berpikir yaitu sebagai berikut :
1. Menetapkan atau menentukan dengan jelas tujuan organisasi
Dalam menetapkan tujuan organisasi, baik untuk tujuan jangka pendek ataupun jangka panjang, maka penetapan suatu tujuan organisasi atau perusahaan merupakan landasan atau basic dalam membuat perencanaan. Suatu perencanaan tidak mungkin akan dibuat apabila tidak diketahui apa tujuannya. Atau dengan perkataan lain, menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang akan dilakukan. Dengan menentukan kebijaksanaan berarti apa yang akan ditempuh untuk menyelesaikan tujuan itu. Seorang manajer tidak dapat melakukan suatu perencanaan yang efektif apabila ia sendiri tidak tahu persis apa yang harus dicapai dengan perencanaan yang dibuatnya.
2. Merumuskan berbagai kemungkinan (menentukan alternative)
Pada umumnya terdapat beberapa alternative untuk melaksanakansuatu pekerjaan. Artinya, seorang manajer harus memperhitungkan kejadian-kejadian yang akan datang.
3. Memilih dari berbagai kemungkinan
Dari berbagai kemungkinan yang telah ditentukan, maka salah satu alternative harus dipilih atau sudah dapat menentukan pilihannya daripada beberapa alternative tersebut. Di sinilah kemampuan manajer akan diuji dalam membuat keputusan yang paling tepat.
4. Menetapkan berbagai kemungkinan kekeliruan
Dalam hal ini dikemukakan bagaimana cara mengatasi kekeliruan-kekeliruan tersebut. Apabila kekeliruan atau kesalahan itu benar-benar terjadi.
5. Menentukan metode dan prosedur
Maksudnya dalam pelaksanaan rencana ini perlu adanya suatu organisasi . metode atau tata kerja termasuk juga bimbingan dan pengawasan yang diperlukan dalam kegiatan itu. Adapun metode dan prosedur yang diperlukan terhadap pelaksanaan rencana adalah jadwal waktu, standard yang akan dicapai dan umpan balik (feedback) yaitu memberikan bahan-bahan sebagai laporan yang telah dikerjakan.
6. Membuat urutan-urutan pekerjaan
Dalam hal ini ditentukan mulai dari manakah pekerjaan itu akan dimulai dikerjakan. Adapun tahap-tahap perencanaan yaitu :
- Analisis, yaitu perhitungan bagaimana kiranya jalannya keadaan masa yang akan datang
- Sasaran, yaitu perincian secara singkat dan tugas mengenai sasaran yang dicapai
- Kebijaksanaan, yaitu rumusan tentang cara-cara kerja yang akan dilaksanakan
- Program, yaitu urutan langkah-langkah yang dilakukan
- Daftar waktu, yaitu tentang lamanya tiap-tiap pekerjaan harus diselesaikan
- Metode atau prosedur, yaitu tentang penerapan sistem atau teknik yang akan dilakukan
- Anggaran keuangan, yaitu penetapan sumber-sumber keuangan apakah dari dalam atau dari luar perusahaan (modal pinjaman).
f. Sifat Perencanaan yang Baik
Suatu perencanaan yang baik harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Rasional
Perencanaan harus bersifat rasional artinya harus dibuat berdasarkan pemikiran-pemikiran dan perhitungan secara masak dan tidak hasil imajinasi semata.
2. Flexible
Perencanaan yang bersifat luwes dimanapun, dalam keadaan bagaimanapun serta kapanpun perencanaan itu cocok atau dapat mengikuti situasi. Atau dengan kata lain bahwa perencanaan itu diterapkan pada waktu, tempat, dan keadaan bagaimanapun juga.
3. Continue
Perencanaa harus bersifat berkesinambungan atau terus-menerus. Hal ini berarti bahwa perencanaan harus terus-menerus dibuat dan tidak membuat perencanaan hanya sekali saja seumur hidup. Tentu saja hal ini disesuaikan dengan perkembangan masyarakat.
g. Langkah-langkah Menyusun Perencanaan
Dalam membuat suatu perencanaan diperlukan langkah-langkah yang merupakan prosedur yang harus dilalui dalam pembuatan perencanaan. Setiap pembuatan perencanaan harus mampu mempertimbangkan kesempatan yang baik untuk membuat rencana yang baik untuk membuat rencana agar bias realistis dan mampu meramalkan masa yang akan datang secara komplit. Adapun langkah-langkah tersebut yaitu :
1. Menetapkan tujuan (objective)
Ini merupakan langkah pertama atau permulaan yaitu dengan menetapkan tujuan perusahaan secara keseluruhan (over all) bagi tiap-tiap bagian pada perusahaan.
2. Menetapkan dugaan (premise)
Maksudnya suatu keadaan di mana kita memproyektir rencana yang akan dibuat atau dijadikan, lalu digambarkan masa yang akan datang : keadaan pasar, harga, perkembangan penduduk, dan perkembangan ekonomi pada umumnya (baik yang terkontrol ataupun tidak).
3. Menetapkan altenatif cara bertindak
Setelah menetapkan tujuan adan dugaan, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan alternative sehingga diusahakan sedapat mungkin beberapa cara dapat ditempuh secara efisien.
4. Menilai alternative cara bertindak
Alternatif yang telah ditetapkan haruslah diadakan penilaian kepada masing-masing alternative tersebut. Dalam melakukan penilaian tersebut kita harus bertindak secara objektif. Sehingga penilaian adalah penilaian yang jujur dan tidak berat sebelah. Dengan adanya penilaian tesebut kita dapat mengetahui di mana kelemahan-kelemahan dan kebaikan-kebaikan dari masing-masing altenatif.
5. Menilai alternatif
Berdasarkan penilaian yang telah ditetapkan, t6erhadap masing-masing alternative tersebut, tujuan akan dapat dicapai secara efisien.
6. Merumuskan rencana-rencana
Untuk merumuskan rencana-rencana dasar (basic plan), maka sebelumnya merumuskan rencana-rencana.
7. Perhitungan rencana-rencana dalam budget
Setelah pengambilan atau pembuatan keputusan dan penerapan rencana, maka langkah terakhir adalah menghitungnya di dalam budget atau anggaran-anggaran yang dinyatakan dalam bentuk uang.
h. Jangka Waktu dalam Menyusun Perencanaan
Perencanaan pada pokoknya berorientasi pada masa yang akan datang. Oleh karena itu perencanaan dibuat dengan jangka waktu tertentu. Perencanaan ditinjau dari jangka waktunya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu :
1. Jangka pendek
Untuk jangka waktu yang kurang dari satu tahun.
2. Jangka menengah
Untuk jangka waktu 1-3 tahun.
3. Jangka panjang
Untuk jangka waktu yang lebih dari tiga tahun.
Perencanaan-perencanaan tersebut bersifat integral. Sebab perencanaan menengah, pendek dan panjang mempunyai hubungan yang erat satu sama lainnya. Untuk seberapa jauhkah kita membuat perencanaan pendek, jauh, atau menengah ini tergantung pada tujuan yang akan kita capai. Salah satu untuk menetapkan jangka waktu perencanaan adalah dengan prinsip perjanjian artinya adalah perencanaan tidak boleh melebihi jangka waktu yang diperlukan untuk memenuhi suatu kewajiban atau hal yang akan dicapai.
Jangka waktu perencanaan tergantung pula pada fleksibilitas rencana, karena sewaktu-waktu rencana tersebut harus berubah untuk menghadapi kejadian-kejadian yang tidak terduga sebelumnya.
Baik perencanaan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang memerlukan waktu, usaha, dan uang. Karena tanpa ketiga hal tersebut tidak akan ada yang dapat diperoleh. Di samping itu selain partisipasi seorang manajer, partisipasi semua anggota sangan diperlukan.
i. Sebab-sebab Kegagalan Perencanaan
Sering kita mengalami kegagalan dal`m hal perencanaan, sedangkan kita yakin bahwa hal itu perlu. Kegagalan ini mungkin disebabkan karena adanya rintangan-rintangan yang menghalangi kita. Mungkin kita gagal dalam merencanakan karena waktu yang akan datang tidak tentu. Namun rencana yang kita buat sekarang merupakan cara terbaik untuk menguasai masa yang akan datang.
Kegagalan terjadi dimungkinkan karena beberapa hal sebagai berikut :
1. Perencana tidak cakap/ tidak mampu. Sehingga menghasilkan rencana yang tidak tepat. Perencanaan yang dibuat oleh orang yang tidak ahli dalam bidangnya, dan tidak memiliki pandangan jauh ke depan atau tidak memiliki kesanggupan berkreasi dan tidak mempuayai banyak pengalaman. Jadi sebaiknya suatu perencanaan dibuat oleh orang yang benar-benar ahli di bidangnya masing-masing.
2. Kesalahan dalam membuat perencanaan. Hal ini disebabkan karena :
- Kesalahan dalam membuat ramalan dan dugaan-dugaan
- Kesalahan dalam memilih berbagai alternative
- Perencanaan yang dibuat tidak berdasarkan fakta-fakta yang obyektif
- Perencanaan bersifat kaku atau tidak fleksibel
3. Wewenang atau kekuasaan yang diberikan untuk membuat perencanaan tidak tegas. Jadi, hendaknya binstruksi yang diberikan untuk membuat perencanaan tegas. Sehingga para pelaksana tidak ragu-ragu.
4. Pelaksana perencanaan tidak cakap.
5. Kesalahan dalam pengumpulan data
6. Budget kurang
7. Kurang adanya bantuan moril dari masyarakat sekitarnya. Apabila perencanaan telah dibuat tetapi dipandang dari sudut ekonomis dianggap kurang mencerminkan kebutuhan masyarakat, maka masyarakat akan acuh tak acuh atau tidak memberikan dukungan moril terhadap rencana tersebut atau rencana tersebut tidak berhasil.
8. Kurang adanya koordinasi diantara unit-unti dalam organisasi
9. Kurang adanya pengendalian, baik preventif maupun secara represif
j. Keuntungan dengan Adanya Perencanaan
Dengan adanya perencanaan yang baik, maka diharapkan tujuan dapat direalisir secara efektif dan efisien. Adapun keuntungan-keutungan yang dapat diperoleh yaitu
1. Personil dapat ditempatkan setepat mungkin, artinya ditempatkan sesuai keahlian dan kemampuan
2. Pekerjaan dapat dilakukan secepat mungkin
3. Proses pekerjaan dapat dilakukan secepat mungkin
4. Biaya dapat ditekan seminimal mungkin
5. Pembagian pekerjaan dapat dilakukan setepat mungkin
6. Pengelndalian dalam pekerjaan dapat dilakukan setepat mungkin
7. Membantu para manajer dalam membuat keputusan
8. Meminimumkan kesalahan, karena tujuan atau sasaran telah dirumuskan sebelumnya
k. Batasan-batasan dalam Menyusun Perencanaan
Ada beberapa factor yang mempunya sifat membatasi perencanaan yaitu :
1. Kurang pengetahuan tentang organisasi. Para manajer tidak dapat menetapkan tujuan-tujuan yang berarti bagi kesatuan kerja mereka. Tanpa mempunyai pengetahuan tentang pekerjaan satuan kerja dan organisasi secara keseluruhan.
2. Perubahan yang sangat cepat. Suatu kehidupan yang bersifat dinamis memang baik. Tetapi jika perubahannya terlalu capat akan menyulitkan suatu perencanaan.
3. Biaya dan waktu. Biaya yang terbatas jumlahnya akan membuat perencanaan tersusun secara terbatas. Biaya sangat berhubungan dengan waktu. Makin lama waktu yang dibutuhkan, makin besar biaya yang harus dikeluarkan.
4. Faktor internal. Meliputi :
- kekakuan sumberdaya dan dana. Apabila modal telah ditanamkan pada aktifitas tetap, maka kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan waktu yang akan datang menjadi sangat terbatas.
- Kekakuan karena adanya kebijakan dan prosedur. Apabila kebijakan dan prosedur telah banyak diterima oleh banya orang, maka akan sulit untuk dirubah. Karena perubahan menuntut penyesuaian-penyesuaian ini secara psikologis akan mempengaruhi para pelaksana.
- Kekakuan psikologis.
- Takut gagal. Para manajer sering memandang bahwa kegagalan sebagai ancaman terhadap keamanan jabatan. Penghargaan dan respek dari orang lain terhadap dirinya. Kedaan ini menjadikan para manajer enggan mengambil resiko dalam menetapkan tujuan tertentu.
5. Faktor eksternal. Faktor ini disebabkan dari luar. Sehingga sulit untuk dikendalikan dan diawasi oleh para manajer. Karena sangat berkaitan dengan masalah social, politik, kebudayaan, geografi, teknologi, dan perekonomian, sehingga sangat membatasi suatu perencanaan.
l. Karakteristik dalam Perencanaan yang Efektif
Karakteristik dalam perencanaan yang baik menurtu Urwick adalah :
1. Memiliki tujuan yang jelas
2. Mempunyai sifat yang sederhana
3. Mudah dianalisa dan diklasifikasikan menurut tindakan dengan menetapkan adanya standard
4. Bersifat fleksibel
5. Mempunyai keseimbangan yang baik
6. Tersedia sumber-sumber yang dipergunakan dalam rencana itu
Untuk mengadakan penelitian terhadap suatu perencanaan yang efektif, maka perencanaan itu harus bersifat pragmatis, bermanfaat bagi kemajuan masyarakat. Maksudnya pragmatis adalah dapat diukur berdasarkan baiknya rencana atau implementasinya daripada rencana itu. Di samping itu perencanaan harus bersifat dinamis, artinya dapat menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi setempat.
PENGENDALIAN
a. Pengertian Pengendalian
Proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan
b. Fungsi pengendalian manajemen
Pengendalian mempunyai fungsi utama, yaitu :
Mengukur dan menilai kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan, agar dapat diketahui hal-hal yang mungkin terjadi dalam pencapaian rencana dan tujuan yang telah ditetapkan dan sekaligus tindakan koreksi atau perbaikan.
Adapun fungsi yang lainnya :
Menetapkan standard prestasi kerja
Mengukur prestasi saat ini
Membandingkan prestasi ini dengan standar yang ditetapkan
Mengambil tindakan korektif bila ada deviasi yang didetektif
Memepertahankan organisasi pada jalurnya
c. Cara-cara Pengendalian :
1. Mengukur kegiatan yang telah dilakukan dibandingkan dengan rencana dan tujuan yang ingin dicapai.
2. Mengoreksi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Koreksi tersebut dapat dijadikan sebagai :
a) Perbaikan rencana
b) Pengorganisasian kembali
c) Perubahan staff
d) Merubah tekhnik kepemimpinan
d. Proses pengendalian
1. Menetapkan standar
2. Mengukur kegiatan berdasarkan standar
3. mengetahui penyimpangan yang terjadi dari standar dan rencana serta koreksi terhadap penyimpangan
e. Prinsip dalam pengendalian
1. setiap pengendalian harus dan selalu didahului dengan penetapan suatu kondisi atau keadaan yang ingin dicapai(expect condition)
2. pengendalian merupakan suatu usaha kegiatan, proses yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan yang ingin dicapai.
f. Klasifikasi pengendalian
pengendalian operasional,untuk mengetahui bahwa pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien, misalnya pengendalian persediaan
pengendalian manajemen, yaitu proses yang menjamin bahwa organisasi perusahaan telah melaksanakan strategi efektif dan efisien
g. Karakteristik Sistem Pengendalian Manajemen (SPM)
SPM berpusat pada progeram dan pusat pertanggungjawaban
informasi tentang : program, anggaran dan data sesungguhnya
SPM merupakan sistem menyeluruh
SPM dibangun dalam suatu struktur keuangan
SPM mengikuti irama kegiatan
SPM merupakan sistem koordinasi dan terpadu
h. Struktur Sistem Pengendalian Manajemen
Pusat pusat pertanggungjawaban
Ukuran-ukuran yang digunakan untuk menilai prestasi para manajer pusat pertanggungjawaban
Kelemahan pengendalian :
Dengan berlakunya waktu, hasil mengorganisasikan hubungan tidak selalu sesuai dengan apa yang direncanakan.
j. Proses pengendalian manajemen
Penyusunan Program
- program apa yang akan dilaksanakan
- taksiran sumber daya yang akan dialokasikan kepada masing-masing program tersebut
Penyusunan anggaran
- rencana yang dinyatakan secara kuantitatif (satuan uang) untuk jangka waktu tertentu
pelaksanaan dan pengukuran
Pelaporan dan Analisis
Sumber : http://hartantyoriko.blogspot.com/2011/04/perencanaan-dan-pengendalian.html
Perencanaan dan pengendalian merupakan fungsi fundamental manajemen. Setiap usaha ingin bertahan, tumbuh, ataupun ingin lancer bekerjanya, memerlukan perencanaan dan pengendalian.
PERENCANAAN
a. Pengertian Perencanaan
Ada banyak perumusan tentang perencanaan (planning), antara lain sebagai berikut :
- Perencanaan adalah hal memilih dan menghubungkan fakta-fakta serta hal membuat dan menggunakan dugaan-dugaan mengenai masa yang akan dating dalam hal menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan.
- Perencanaan adalah kemampuan untuk melihat ke depan, untuk membayangkan, untuk melihat apa yang akan datang, apa yang diinginkan
- Perencanaan adalah penentuan arah atau tindakan untuk mencapai apa yang diinginkan
- Perencanaan adalah fungsi manajer untuk menentukan yang akan datang apa yang akan dilakukan oleh suatu kelompok atau individu dan bagaimana tujuan-tujuan itu tercapai.
- Perencanaan adalah penentuan cara atau arah tindakan yang memberikan pertimbangan kepada factor-faktor yang mempengaruhi situasi tertentu
- Perencanaan adalah menentukan apa yang dilakukan
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen. Para manajer pertama-tama harus memutuskan apa yang ingin dikerjakan Ia harus menetapkan tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang untuk organisasi, serta memutuskan alat apa yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam rangka melakukan hal tersebut di atas, ia harus meramalkan sejauh mana kemungkinan tersebut dapat tercapai. Baik dilihat dari aspek ekonomi, social, maupun lingkungan politik. Tempat organisasinya dihubungkan dengan sumber-sumber yang ada untuk mewujudkan rencana tersebut.
Perencanaan merupakan suatu proses yang tidak berakir bila rencana itu telah ditetapkan (rencana harus diimplementasikan). Setiap saat selama proses implementasi dan pengawasan, rencana-rencana mungkin memerlukan modifikasi agar tetap guna. Perencanaan kembali (re-planning) kadand-kadang dapat menjadi factor kunci pencapaian sukses akhir. Oleh karena itu rencana harus dipertimbangkan kebutuhan fleksibilitas (keluwesan), agar mampu menyesuaikan diri dengan kondisi secepat mungkin. Salah satu aspek penting perencanaan adalah pembuat keputusan (decision making), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Keputusan harus dibuat berbagai tahap dalam proses perencanaan.
b. Pentinganya Perencanaan
Perencanaan yang baik sangat memudahkan tugas seorang manajer. Apabila tujuan telah diketahui, maka kemungkinan bahwa kita akan mencapainya. Seluruh gambaran terlintas dalam pikiran kita, maka akan lebih mudah mempersatukan baagian-bagiannya dan memastikan bahwa tindakan yang menyusul itu diambil dalam waktu yang tepat, sehingga akan berlangsung secara sistematis.
Seperti kita ketahui bahwa setiap kegiatan yang mempunyai tujuan selalu didahului dengan suatu perencanaan yang tepat. Karena tanpa adanya suatu perencanaan yang tepat, maka tujuan tersebut tidak akan tercapai secara efisien dan sistematis. Jadi dapat dikatakan bahwa pentingnya suatu perencanaan adalah :
- Diperoleh suatu tindakan yang tepat dan terkoordinir dari berbagai unit
- Dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan pengawasan
- Berbagai situasi darurat dapat dihindari karena sudah diadakan penelitian, ramalan dan dugaan-dugaan yang obyektif
- Sebagai alat control, khususnya alat control preventif
- Semua aktifitas dan kegiatan yang ada selalu diarahkan pada suatu rencana yang telah ditetapkan
- Menjamin efisiensi karena segala sesuatu telah diadakan perhitungan berdasarkan factor-faktor yang obyektif kebenarannya
- Menjamin kepastian terhadap tujuan yang akan dicapai. Tidak hanya berdasarkan kepada suatu khayalan atau imajinasi saja
- Untuk memperkecil ketidakpastian (uncertainty), serta menghadapi perubahan-perubahan yang mendadak yang mungkin timbul, maka perencanaan perlu dibuat.
c. Unsur-unsur Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kesinambungan, dan tidak ada rencana yang bersifat final, tetapi selalu merupakan hasil akhir dari pada proses perencanaan, tetapi sekedar laporan sementara. Dengan perkataan lain adalah bahwa perencanaan adalah suatu catatan kompleks dari sejumlah keputusan yang saling berkaitan dan dapat dibagi dengan cara yang berbeda-beda. Jadi jelaslah bahwa berbagai cara dalam pembagian suatu rencana ke dalam bagian-bagian tergantung pada pribadi masing-masing.
Berikut ini adalah contoh unsur-unsur perencanaan yang merupakan system sistimatika berpikir dalam perencanaan, yaitu :
- Hasil akhir ialah spesifikasi tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran target perencanaan. Di sini ditentukan apa perencanaan yang ingin dicapai dan bilamana kita akan mencapainya
- Alat-alat ialah meliputi pemilihan dari kebijaksanaa, strategi, prosedur dan praktek. Di sini ditentukan bagaimana menyelesaikan perencanaan tersebut
- Sumber-sumber ialah meliputi kuantitas mendapatkan dan mengalokasikan berbagai macam-macam sumber, antara lain : tenaga kerja, keuangan, material, tanah.
- Pelaksanaan ialah menentukan prosedur pengambilan dan cara mengorganisasikannya, sehingga rencana tersebut dapat dilaksanakan.
- Pengawasan ialah menentukan prosedur apa yang dilakukan dalam penentuan kesalahan, kegagalan dari pada rencana untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan untuk ke depannya
Dalam perencanaan terdapat unsur-unsur, yakni sebagai berikut :
- Pemikiran yang rasional yakni terdapat dugaan atau perkiraan atau perhitungan untuk masa yang akan datang
- Fakta-fakta yang obyektif kebenarannya, bahwa pemikiran yang rasional itu tidak atas khayalan belaka, akan tetapi berdasarkan fakta atau data yang obyektif kebenarannya
- Sebagai persiapan atau tindakan pendahuluan untuk kegiatan masa yang akan datang
- Tujuan atau goal
Dengan demikian unsure-unsur tersebut seharusnya terdapat dalam rencana, karena banyak rencana yang tidak memuat hal tersebut.
d. Macam-macam Perencanaan
Perencanaan dapat dibedakan menjadi beberapa macam menurut peninjauannya yaitu :
1. Menurut siapa yang membuatnya
- Perencanaan individu, yaitu perencanaan yang dibuat secara perseorangan/ individu atau bekerja bersama-sama dengan bagian lain.
- Perencanaan staff, yaitu perencanaan yang dibuat oleh bagian staff yang merupakan unit bantuan (staff departemen).
- Perencanaan panitia, yaitu perencanaan yang dibuat oleh panitia perencana. Panitia ini dapat dari dalam, yang terdiri dari Bagian Staff dan Bagian Lines : dan panitia dari luar. Misalnya dari konsultan atau dari para kontraktor
- Perencanaan bagian, yaitu perencanaan-perencanaan yang dibuat oleh masing-masing kepala bagian yang merupakan perencanaan operasi
- Perencanaan pengawas, yaitu perencanaan yang dibuat oleh para pengawas (supervisor). Dalam rangka menjalankan funsi supervisinya atau pengawasanya
2. Menurut sifatnya
- Rational planning, yaitu perencanaan yang dibuat berdasarkan pada suatu hasil pemikiran ilmiah, tidak berdasar suatu khayalan. Suatu pemikiran ilmiah apabila pemikiran-pemikiran yang berdasar pada fakta-fakta atau data-data yang obyektif
- Faktur planning, yaitu perencanaan yang dibuat berdasar fakta-fakta atau data-data yang objektif. Di mana fakta-fakta ini diperoleh dari data-data suatu penelitian
- Flexible planning, yaitu perencanaan yang bersifat luwes, dapat mengikuti situasi dan kondisi yang selalu berubah. Dalam hal ini maka ramalan-ramalan dan dugaan-dugaan untuk masa yang akan datang harus dilakukan secara cermat, teliti, dan rasional
- Regio planning (perencanaan yang kaku), yaitu perencanaan yang hanya berlaku dan sekali selesai
- Perencanaan terus-menerus (continue), yaitu perencanaan yang tidak hanya dibuat sekali saja, tetapi dibuat secara terus-menerus (continue) bertujuan untuk meningktakan perbaikan
3. Menurut jangka waktunya
- Perencanaan jangka pendek, yaitu perencanaan yanag pelaksanaannya kurang dari satu tahun. Contohnya adalah :
À Schedule, yakni tindakan menetapkan nilai-nilai waktu bagi setiap aktivitas yang diperlukan dan bagi seluruh proyek
- Perencanaan menengah atau madya, yaitu perencanaan yang pelaksanaanya antara satu tahun dengan tiga tahun. Contohnya adalah :
À Perencanaan laba, yakni perencanaan yang dipakai untuk memperbaiki laba/ keuntungan terutama untuk produk dan proyek tertentu
- Perncanaan jangka panjang, yaitu perencanaan yang pelaksanaannya lebih dari tiga tahun. Contohnya adalah :
Perencanaan produk, yakni perencanaan jangka panjang yang meliputi: perkiraan tentang penjualan produk di masa yang akan datang yang diinginkan
4. Menurut tingkatannya
- Perencanaan tentang kebijaksanaan, yaitu perencanaan yang memuat garis-garis besar tentang kebijaksanaan yang akan ditempuh dalam usaha mencapai tujuan. Perencanaan ini dibuat oleh top manajer.
5. Menurut luas lingkupnya
- Perencanaan internasional, yaitu perencanaan antara negara misalnya, perencanaan yang dibuat oleh ASEAN, MEE, PBB, dan sebagainya
- Perencanaan nasional, yaitu perencanaan yang dibuat oleh Badan Perencanaan Negara yang disyahkan oleh Badan Konstitutif yaitu MPR atau GBHN atau oleh badan legislative yaitu Presiden bersama-sama DPR atau Undang-undang
- Perencanaan kota
- Perencanaan desa
6. Menurut materi atau bidangnya
- Perencanaan bidang produksi
- Perencanaan bidang pemasaran
- Perencanaan bidang personil
- Perencanaan bidang keuangan
- Perencanaan bidang perkantoran
- Perencanaan bidang pendidikan
- Perencanaan metode
e. Pembuatan Perencanaan
Beberapa tindakan yang harus dilakukan dalam menyusun perencanaan yang baik, di mana tindakan merupakan urutan berpikir yaitu sebagai berikut :
1. Menetapkan atau menentukan dengan jelas tujuan organisasi
Dalam menetapkan tujuan organisasi, baik untuk tujuan jangka pendek ataupun jangka panjang, maka penetapan suatu tujuan organisasi atau perusahaan merupakan landasan atau basic dalam membuat perencanaan. Suatu perencanaan tidak mungkin akan dibuat apabila tidak diketahui apa tujuannya. Atau dengan perkataan lain, menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang akan dilakukan. Dengan menentukan kebijaksanaan berarti apa yang akan ditempuh untuk menyelesaikan tujuan itu. Seorang manajer tidak dapat melakukan suatu perencanaan yang efektif apabila ia sendiri tidak tahu persis apa yang harus dicapai dengan perencanaan yang dibuatnya.
2. Merumuskan berbagai kemungkinan (menentukan alternative)
Pada umumnya terdapat beberapa alternative untuk melaksanakansuatu pekerjaan. Artinya, seorang manajer harus memperhitungkan kejadian-kejadian yang akan datang.
3. Memilih dari berbagai kemungkinan
Dari berbagai kemungkinan yang telah ditentukan, maka salah satu alternative harus dipilih atau sudah dapat menentukan pilihannya daripada beberapa alternative tersebut. Di sinilah kemampuan manajer akan diuji dalam membuat keputusan yang paling tepat.
4. Menetapkan berbagai kemungkinan kekeliruan
Dalam hal ini dikemukakan bagaimana cara mengatasi kekeliruan-kekeliruan tersebut. Apabila kekeliruan atau kesalahan itu benar-benar terjadi.
5. Menentukan metode dan prosedur
Maksudnya dalam pelaksanaan rencana ini perlu adanya suatu organisasi . metode atau tata kerja termasuk juga bimbingan dan pengawasan yang diperlukan dalam kegiatan itu. Adapun metode dan prosedur yang diperlukan terhadap pelaksanaan rencana adalah jadwal waktu, standard yang akan dicapai dan umpan balik (feedback) yaitu memberikan bahan-bahan sebagai laporan yang telah dikerjakan.
6. Membuat urutan-urutan pekerjaan
Dalam hal ini ditentukan mulai dari manakah pekerjaan itu akan dimulai dikerjakan. Adapun tahap-tahap perencanaan yaitu :
- Analisis, yaitu perhitungan bagaimana kiranya jalannya keadaan masa yang akan datang
- Sasaran, yaitu perincian secara singkat dan tugas mengenai sasaran yang dicapai
- Kebijaksanaan, yaitu rumusan tentang cara-cara kerja yang akan dilaksanakan
- Program, yaitu urutan langkah-langkah yang dilakukan
- Daftar waktu, yaitu tentang lamanya tiap-tiap pekerjaan harus diselesaikan
- Metode atau prosedur, yaitu tentang penerapan sistem atau teknik yang akan dilakukan
- Anggaran keuangan, yaitu penetapan sumber-sumber keuangan apakah dari dalam atau dari luar perusahaan (modal pinjaman).
f. Sifat Perencanaan yang Baik
Suatu perencanaan yang baik harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Rasional
Perencanaan harus bersifat rasional artinya harus dibuat berdasarkan pemikiran-pemikiran dan perhitungan secara masak dan tidak hasil imajinasi semata.
2. Flexible
Perencanaan yang bersifat luwes dimanapun, dalam keadaan bagaimanapun serta kapanpun perencanaan itu cocok atau dapat mengikuti situasi. Atau dengan kata lain bahwa perencanaan itu diterapkan pada waktu, tempat, dan keadaan bagaimanapun juga.
3. Continue
Perencanaa harus bersifat berkesinambungan atau terus-menerus. Hal ini berarti bahwa perencanaan harus terus-menerus dibuat dan tidak membuat perencanaan hanya sekali saja seumur hidup. Tentu saja hal ini disesuaikan dengan perkembangan masyarakat.
g. Langkah-langkah Menyusun Perencanaan
Dalam membuat suatu perencanaan diperlukan langkah-langkah yang merupakan prosedur yang harus dilalui dalam pembuatan perencanaan. Setiap pembuatan perencanaan harus mampu mempertimbangkan kesempatan yang baik untuk membuat rencana yang baik untuk membuat rencana agar bias realistis dan mampu meramalkan masa yang akan datang secara komplit. Adapun langkah-langkah tersebut yaitu :
1. Menetapkan tujuan (objective)
Ini merupakan langkah pertama atau permulaan yaitu dengan menetapkan tujuan perusahaan secara keseluruhan (over all) bagi tiap-tiap bagian pada perusahaan.
2. Menetapkan dugaan (premise)
Maksudnya suatu keadaan di mana kita memproyektir rencana yang akan dibuat atau dijadikan, lalu digambarkan masa yang akan datang : keadaan pasar, harga, perkembangan penduduk, dan perkembangan ekonomi pada umumnya (baik yang terkontrol ataupun tidak).
3. Menetapkan altenatif cara bertindak
Setelah menetapkan tujuan adan dugaan, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan alternative sehingga diusahakan sedapat mungkin beberapa cara dapat ditempuh secara efisien.
4. Menilai alternative cara bertindak
Alternatif yang telah ditetapkan haruslah diadakan penilaian kepada masing-masing alternative tersebut. Dalam melakukan penilaian tersebut kita harus bertindak secara objektif. Sehingga penilaian adalah penilaian yang jujur dan tidak berat sebelah. Dengan adanya penilaian tesebut kita dapat mengetahui di mana kelemahan-kelemahan dan kebaikan-kebaikan dari masing-masing altenatif.
5. Menilai alternatif
Berdasarkan penilaian yang telah ditetapkan, t6erhadap masing-masing alternative tersebut, tujuan akan dapat dicapai secara efisien.
6. Merumuskan rencana-rencana
Untuk merumuskan rencana-rencana dasar (basic plan), maka sebelumnya merumuskan rencana-rencana.
7. Perhitungan rencana-rencana dalam budget
Setelah pengambilan atau pembuatan keputusan dan penerapan rencana, maka langkah terakhir adalah menghitungnya di dalam budget atau anggaran-anggaran yang dinyatakan dalam bentuk uang.
h. Jangka Waktu dalam Menyusun Perencanaan
Perencanaan pada pokoknya berorientasi pada masa yang akan datang. Oleh karena itu perencanaan dibuat dengan jangka waktu tertentu. Perencanaan ditinjau dari jangka waktunya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu :
1. Jangka pendek
Untuk jangka waktu yang kurang dari satu tahun.
2. Jangka menengah
Untuk jangka waktu 1-3 tahun.
3. Jangka panjang
Untuk jangka waktu yang lebih dari tiga tahun.
Perencanaan-perencanaan tersebut bersifat integral. Sebab perencanaan menengah, pendek dan panjang mempunyai hubungan yang erat satu sama lainnya. Untuk seberapa jauhkah kita membuat perencanaan pendek, jauh, atau menengah ini tergantung pada tujuan yang akan kita capai. Salah satu untuk menetapkan jangka waktu perencanaan adalah dengan prinsip perjanjian artinya adalah perencanaan tidak boleh melebihi jangka waktu yang diperlukan untuk memenuhi suatu kewajiban atau hal yang akan dicapai.
Jangka waktu perencanaan tergantung pula pada fleksibilitas rencana, karena sewaktu-waktu rencana tersebut harus berubah untuk menghadapi kejadian-kejadian yang tidak terduga sebelumnya.
Baik perencanaan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang memerlukan waktu, usaha, dan uang. Karena tanpa ketiga hal tersebut tidak akan ada yang dapat diperoleh. Di samping itu selain partisipasi seorang manajer, partisipasi semua anggota sangan diperlukan.
i. Sebab-sebab Kegagalan Perencanaan
Sering kita mengalami kegagalan dal`m hal perencanaan, sedangkan kita yakin bahwa hal itu perlu. Kegagalan ini mungkin disebabkan karena adanya rintangan-rintangan yang menghalangi kita. Mungkin kita gagal dalam merencanakan karena waktu yang akan datang tidak tentu. Namun rencana yang kita buat sekarang merupakan cara terbaik untuk menguasai masa yang akan datang.
Kegagalan terjadi dimungkinkan karena beberapa hal sebagai berikut :
1. Perencana tidak cakap/ tidak mampu. Sehingga menghasilkan rencana yang tidak tepat. Perencanaan yang dibuat oleh orang yang tidak ahli dalam bidangnya, dan tidak memiliki pandangan jauh ke depan atau tidak memiliki kesanggupan berkreasi dan tidak mempuayai banyak pengalaman. Jadi sebaiknya suatu perencanaan dibuat oleh orang yang benar-benar ahli di bidangnya masing-masing.
2. Kesalahan dalam membuat perencanaan. Hal ini disebabkan karena :
- Kesalahan dalam membuat ramalan dan dugaan-dugaan
- Kesalahan dalam memilih berbagai alternative
- Perencanaan yang dibuat tidak berdasarkan fakta-fakta yang obyektif
- Perencanaan bersifat kaku atau tidak fleksibel
3. Wewenang atau kekuasaan yang diberikan untuk membuat perencanaan tidak tegas. Jadi, hendaknya binstruksi yang diberikan untuk membuat perencanaan tegas. Sehingga para pelaksana tidak ragu-ragu.
4. Pelaksana perencanaan tidak cakap.
5. Kesalahan dalam pengumpulan data
6. Budget kurang
7. Kurang adanya bantuan moril dari masyarakat sekitarnya. Apabila perencanaan telah dibuat tetapi dipandang dari sudut ekonomis dianggap kurang mencerminkan kebutuhan masyarakat, maka masyarakat akan acuh tak acuh atau tidak memberikan dukungan moril terhadap rencana tersebut atau rencana tersebut tidak berhasil.
8. Kurang adanya koordinasi diantara unit-unti dalam organisasi
9. Kurang adanya pengendalian, baik preventif maupun secara represif
j. Keuntungan dengan Adanya Perencanaan
Dengan adanya perencanaan yang baik, maka diharapkan tujuan dapat direalisir secara efektif dan efisien. Adapun keuntungan-keutungan yang dapat diperoleh yaitu
1. Personil dapat ditempatkan setepat mungkin, artinya ditempatkan sesuai keahlian dan kemampuan
2. Pekerjaan dapat dilakukan secepat mungkin
3. Proses pekerjaan dapat dilakukan secepat mungkin
4. Biaya dapat ditekan seminimal mungkin
5. Pembagian pekerjaan dapat dilakukan setepat mungkin
6. Pengelndalian dalam pekerjaan dapat dilakukan setepat mungkin
7. Membantu para manajer dalam membuat keputusan
8. Meminimumkan kesalahan, karena tujuan atau sasaran telah dirumuskan sebelumnya
k. Batasan-batasan dalam Menyusun Perencanaan
Ada beberapa factor yang mempunya sifat membatasi perencanaan yaitu :
1. Kurang pengetahuan tentang organisasi. Para manajer tidak dapat menetapkan tujuan-tujuan yang berarti bagi kesatuan kerja mereka. Tanpa mempunyai pengetahuan tentang pekerjaan satuan kerja dan organisasi secara keseluruhan.
2. Perubahan yang sangat cepat. Suatu kehidupan yang bersifat dinamis memang baik. Tetapi jika perubahannya terlalu capat akan menyulitkan suatu perencanaan.
3. Biaya dan waktu. Biaya yang terbatas jumlahnya akan membuat perencanaan tersusun secara terbatas. Biaya sangat berhubungan dengan waktu. Makin lama waktu yang dibutuhkan, makin besar biaya yang harus dikeluarkan.
4. Faktor internal. Meliputi :
- kekakuan sumberdaya dan dana. Apabila modal telah ditanamkan pada aktifitas tetap, maka kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan waktu yang akan datang menjadi sangat terbatas.
- Kekakuan karena adanya kebijakan dan prosedur. Apabila kebijakan dan prosedur telah banyak diterima oleh banya orang, maka akan sulit untuk dirubah. Karena perubahan menuntut penyesuaian-penyesuaian ini secara psikologis akan mempengaruhi para pelaksana.
- Kekakuan psikologis.
- Takut gagal. Para manajer sering memandang bahwa kegagalan sebagai ancaman terhadap keamanan jabatan. Penghargaan dan respek dari orang lain terhadap dirinya. Kedaan ini menjadikan para manajer enggan mengambil resiko dalam menetapkan tujuan tertentu.
5. Faktor eksternal. Faktor ini disebabkan dari luar. Sehingga sulit untuk dikendalikan dan diawasi oleh para manajer. Karena sangat berkaitan dengan masalah social, politik, kebudayaan, geografi, teknologi, dan perekonomian, sehingga sangat membatasi suatu perencanaan.
l. Karakteristik dalam Perencanaan yang Efektif
Karakteristik dalam perencanaan yang baik menurtu Urwick adalah :
1. Memiliki tujuan yang jelas
2. Mempunyai sifat yang sederhana
3. Mudah dianalisa dan diklasifikasikan menurut tindakan dengan menetapkan adanya standard
4. Bersifat fleksibel
5. Mempunyai keseimbangan yang baik
6. Tersedia sumber-sumber yang dipergunakan dalam rencana itu
Untuk mengadakan penelitian terhadap suatu perencanaan yang efektif, maka perencanaan itu harus bersifat pragmatis, bermanfaat bagi kemajuan masyarakat. Maksudnya pragmatis adalah dapat diukur berdasarkan baiknya rencana atau implementasinya daripada rencana itu. Di samping itu perencanaan harus bersifat dinamis, artinya dapat menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi setempat.
PENGENDALIAN
a. Pengertian Pengendalian
Proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan
b. Fungsi pengendalian manajemen
Pengendalian mempunyai fungsi utama, yaitu :
Mengukur dan menilai kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan, agar dapat diketahui hal-hal yang mungkin terjadi dalam pencapaian rencana dan tujuan yang telah ditetapkan dan sekaligus tindakan koreksi atau perbaikan.
Adapun fungsi yang lainnya :
Menetapkan standard prestasi kerja
Mengukur prestasi saat ini
Membandingkan prestasi ini dengan standar yang ditetapkan
Mengambil tindakan korektif bila ada deviasi yang didetektif
Memepertahankan organisasi pada jalurnya
c. Cara-cara Pengendalian :
1. Mengukur kegiatan yang telah dilakukan dibandingkan dengan rencana dan tujuan yang ingin dicapai.
2. Mengoreksi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Koreksi tersebut dapat dijadikan sebagai :
a) Perbaikan rencana
b) Pengorganisasian kembali
c) Perubahan staff
d) Merubah tekhnik kepemimpinan
d. Proses pengendalian
1. Menetapkan standar
2. Mengukur kegiatan berdasarkan standar
3. mengetahui penyimpangan yang terjadi dari standar dan rencana serta koreksi terhadap penyimpangan
e. Prinsip dalam pengendalian
1. setiap pengendalian harus dan selalu didahului dengan penetapan suatu kondisi atau keadaan yang ingin dicapai(expect condition)
2. pengendalian merupakan suatu usaha kegiatan, proses yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan yang ingin dicapai.
f. Klasifikasi pengendalian
pengendalian operasional,untuk mengetahui bahwa pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan efisien, misalnya pengendalian persediaan
pengendalian manajemen, yaitu proses yang menjamin bahwa organisasi perusahaan telah melaksanakan strategi efektif dan efisien
g. Karakteristik Sistem Pengendalian Manajemen (SPM)
SPM berpusat pada progeram dan pusat pertanggungjawaban
informasi tentang : program, anggaran dan data sesungguhnya
SPM merupakan sistem menyeluruh
SPM dibangun dalam suatu struktur keuangan
SPM mengikuti irama kegiatan
SPM merupakan sistem koordinasi dan terpadu
h. Struktur Sistem Pengendalian Manajemen
Pusat pusat pertanggungjawaban
Ukuran-ukuran yang digunakan untuk menilai prestasi para manajer pusat pertanggungjawaban
Kelemahan pengendalian :
Dengan berlakunya waktu, hasil mengorganisasikan hubungan tidak selalu sesuai dengan apa yang direncanakan.
j. Proses pengendalian manajemen
Penyusunan Program
- program apa yang akan dilaksanakan
- taksiran sumber daya yang akan dialokasikan kepada masing-masing program tersebut
Penyusunan anggaran
- rencana yang dinyatakan secara kuantitatif (satuan uang) untuk jangka waktu tertentu
pelaksanaan dan pengukuran
Pelaporan dan Analisis
Sumber : http://hartantyoriko.blogspot.com/2011/04/perencanaan-dan-pengendalian.html
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL
Untuk kepentingan analisis keuangan, tidak hanya diperlukan untuk menyadari perbedaan akuntansi internasional tetapi juga mampu menilai dampaknya pada aktiva dan pendapatan serta indikator utama dan perbandingan yang saling terlibat. Sebagai contoh: Earning Per Share, Return On Equity, Leverage (gearing),dan sebagainya. Dalam pelaksanaanya, kita akan melilhat dampak atas perbedaan di dalam prinsip-prinsip akuntansi di seluruh dunia dengan refensi khusus pada suatu pilihan dari negara-negara besar.
STRATEGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Berdasarkan penelitian Akuntasi Internasional Amerika Serikat tentang proyek penghasilan financial berfokuskan pada bentuk dan isi. Klasifikasi dan agregasi serta spesifikasi hal-hal tertentu serta laporan keuangan atau anggaran biaya tahunan. Laporan keuangan didasarkan pada jumlah ukuran pendapatan serta perlu adanya pemahaman terhadap kunci ukuran finansial dan rasio yang berasal dari laporan keuangan.
PERBEDAAN AKUNTANSI INTERNASIONAL DAN ANALISIS PERNYATAAN KEUANGAN
Sejalan dengan perkembangan bisnis dan pasar keuangan yang semakin meningkat secara internasional, perbedaan dalam akuntansi internasional pun menjadi lebih penting dari sudut pandang analisis pernyataan keuangan internsaional. Perbedaan akuntansi internasional berdampak pada penilaian atas laba dan arus kas dimasa yang akan datang.
Penilaian/penaksiran ini penting untuk portofolio investor dalam membuat penilaian atas saham mereka. Hal ini juga penting untuk perhatian perusahaan dengan foreign direct investment (FDI)/investasi asing langsung, yang melibatkan penaksiran dari akuisisi potensial dan partisipasi ventura gabungan atau meningkatnya modal dari perusahaan yang terdaftar pada pasar saham asing. Jumlah yang bertambah dari perusahaan yang terdaftar dalam bursa saham internasional, dengan bursa efek London yang sudah diambil alih oleh bursa efek New York sebagai bursa efek yang paling populer,dan banyak lagi bursa saham yang terus berkembang. Sebagai tambahan telah ada satu peningkatan dramatis dalam kemunculan pasar modal dan kompetisi untuk investasi internasional
Perbedaan akuntansi internasional membawa sejumlah permasalahan dari sudut pandang analisis keuangan. Pertama, dalam mencoba untuk menilai perusahaan asing, ada suatu kecenderungan untuk melihat laba dan data keuangan lain dari sebuah perspektif dalam negeri, dan oleh karenanya ada suatu masalah dari melewatkan efek atas perbedaan akuntansi. Kecuali perbedaan signifikan yang diambil ke dalam akun, mungkin dengan beberapa keterlibatan pernyataan ulang, ini mungkin mempunyai konsekuensi yang sangat serius. Kedua, kesadaran dari perbedaan internasional menyarankan perlunya untuk menjadi familiar dengan prinsip akuntansi negara asing sebagai tujuan untuk mengenal lebih baik data pendapatan dalam konteks pengukuran. Ketiga,isu tentang perbandingan internasional dan harmonisasi akuntansi menjadi sorotan dalam konteks. Dalam hal ini, Choi dan Levich (1991) menyediakan kerangka kerja yang berguna untuk menganalisa dampak dan relevansi dari perbedaan dalam kemiripan dan ke tidak miripan lingkungan ekonomi. Dalam lingkungan atau situasi akuntansi yang mirip, perbedaan akuntansinya adalah ketidak logisan dan petunjuk ke arah hasil yang tidak bisa dibandingkan. Praktik logikal menyarankan perlakuan akuntansi yang mirip/sama. Ketika lingkungan ekonomi tidak sama, tetapi, seperti kasus investasi internasional, perbedaan akuntansi bisa dibenarkan, khususnya dimana letak ketidak samaan itu ada di peraturan perusahaan, peraturan pajak, sumber keuangan, kebiasaan bisnis, kebudayaan akuntansi dan seterusnya. Disisi lain perlakuan akuntansi serupa mungkin dapat dipertimbangkan saat seperti factor berarti sama. Pentingnya pemahaman factor lingkungan dan budaya begitu ditekankan.
PERBEDAAN UTAMA DALAM PRINSIP AKUNTANSI DI SELURUH DUNIA
Adanya perbedaan akuntansi di seluruh dunia sudah tidak diragukan lagi cukup signifikan untuk membuat pekerjaan dari analis keuangan sangat sulit dalam periode pembuatan perbandingan internasional.
Jika sekarang kita fokus pada beberapa pengukuran kunci dalam pemilihan beberapa negara besar seperti AS, Uni Eropa (termasuk di dalamnya Inggris, Belanda, Prancis dan Jerman), Brasil, Swiss, China dan Jepang, kita bisa melihat variasi dari prinsip akuntansu yang digunakan bisa berpengaruh berbeda terhadap pendapatan dan aset.
Akuntansi depresiasi di AS dan Uni Eropa, khususnya di Inggris didasarkan pada konsep dari nilai guna umur ekonomi, dimana di negara lain seperti Prancis, Jerman, Swiss dan Jepang, peraturan perpajakan secara umum mendorong metode yang lebih cepat.
Pengukuran persediaan secara umum didasarkan pada prinsip "lower of cost and market" tetapi dengan beberapa variasi dalam penaksiran arti dari pasar, itu adalah, "net realizable value" atau biaya pengganti. LIFO juga kadang kali diijinkan untuk tujuan pajak (sebagai contohnya Jepang dan AS), tetapi lebih sering tidak (contohnya Uni Eropa). Kontruksi kontrak diakuntansikan secara umum menggunakan metode "percentage-of-completion". Tetapi metode kontrak lengkap yang lebih konservatif digunakan di Swiss, Cina dan Jerman.
Biaya bagian penelitian dan pengembangan/Research and Development (R&D) biasanya dikeluarkan lebih cepat di negara Anglo-Amerika dan Jerman. Meskipun I Brasil pendekatan yang lebih fleksibel telah diadopsi secara umum. Pendekatan yang serba memperbolehkan juga diadopsi secara umum ke arah kapitalisasi biaya peminjaman dari aset.
Perlakuan dari keuntungan pensiun juga diakuntasikan secara umum atas basis yang bertambah/ atau proyeks keuntungan yang akan dibayarkan kepada karyawan, kontras dengan Brasil dan Cina yang menggunakan metode sebaliknya.
Perlakuan terhadap perpajakan adalah area utama dari perbedaan pengukuran pendapatan akuntansi menjadi dipengaruhi secara kuat oleh peraturan pajak di Prancis, Jerman, Swiss, dan Brasil.
Perlakuan dari kombinasi bisnis di seluruh dunia bervariasi tergantung pada kurang atau lebihnya metode "pooling-of-interest" atau kumpulan kepentingan, metode ini dijadikan persyaratan atau diijinkan tergantung pada keadaan tertentu. Tetapi metode pembelian juga dibutuhkan secara umum. Di Brasil, Cina dan Jepang metode amortisasi diperlukan dan kontras dengan AS dan Inggris, dimana mertode amortisasi tidak diperlukan tetapi dilakukan tes kelayakan.
Berkaitan dengan goodwill, hal-hal lain seperti merk, hak publikasi, dan paten, yang secara umum dikapitaslisasi, kecuali di Swiss, tetapi subjek biasanya diamortisasi, jika tidak maka diadakan tes kelayakan.
Akhirnya, hal-hal yang berkaitan dengan translasi mata uang asing adalah penting dalam tujuannya untuk mendapatkan pengukuran untuk memilih antara average atau closing rate. Disini, spertinya ada beberapa fleksibilitas secara umu, dengan kurs aktual ataupun kurs rata-rata.
Meskipun adanya pertumbuhan kekhawatiran terhadap perbedaan prinsip pengukurann dan praktiknya secara internasional, kurang lebih yang diketahui tentang dampak keseluruhan dari perbedaan akuntansu atas pendapatan dan ekuitas pemegang saham. Meskipun begitu, perbedaan kepada berbagai aspek pengukuran akuntansi mungkin telah dikompensasi satu sama lain agar secara luas dampak keseluruhannya tidak terlalu signifikan. Pertanyaan pentingnya adalah apakah perbedaan akuntasnsi secara sistematis berdampak terhadap pengukuran pendapatan, dengan kata lain, apakah perbedaan ini sangat berarti?
Meskipun telah dilakukan riset yang sangat terbatas mengenai dampak kuantitatif dari perbedaan akuntansi internasional, ada bukti kuat antara hubungan prinsip akuntansi di AS dengan Inggris, beberapa negara Uni Eropa, dan Jepang.
DAMPAK PERBEDAAN AKUNTANSI AMERIKA SERIKAT DENGAN INGGRIS: SUATU ANALISIS KUANTITATIF
Penguaan GAAP Amerika Serikat sebagai suatu ukuran, maka dapat dilihat sebagai suatu penilaian hubungan antara pelaporan laba dibawah GAAP inggris dan pelaporan laba GAAP Inggris yang disesuaikan dengan GAAP Amerika Serikat.
Indeks konservatisme dapat dihitung, seperti ditunjukan oleh Grey (1980), menggunakan rumus sebagai berikut:
1 - [RA-RD]
RA = Laba setelah disesuaikan
RD = Laba
Partial index of conservation = 1 - [Parsial Adjusment]
Secara ringkas, perbedaan antara praktek mengenai prinsip-prinsip akuntansi Amerika Serikat dan Inggris lebih sedikit konservatif atau Amerika Serikat memiliki dampak yang jauh lebih kuantitatif atass suatu laba yang berkaitan. Walaupun hal itu bertentangan dengan dengan kekuatan yang diharapkan dari dua Negara utama Anglo-Amerika tersebut dengan tradisi akuntansi serupa, suatu pertanyaan penting namun menunjukkan.
SUATU PERSPEKTIF GLOBAL ATAS PENGUKURAN LABA
Bukti yang tersedia menghendaki bahwa pendapatan yang telah diukur sesuai dengan prinsip atau dasar akuntansi Inggris secara sistematis selalu lebih tinggi atau sedikit konservatif daripada pendapatan yang telah diukur dengan dasar atau prinsip Amerika Serikat. Namun apa yang kita ketahui tentang pengaruh kuat yang relative dari dasar atau prinsip akuntansi Anglo – Amerika tentang pendapatan yang berbandingdengan yang ada pada benua Eropa dan Jepang.
Benua Eropa
Pentingnya pemahaman bagaimana perbedaan akuntansi dapat mempengaruhi penafsiran akun perusahaan dieropa telah ditekankan lagi baru-baru ini. Namun secara keseluruhan mempengaruhi pengaruh terhadap laba. Usaha awal untuk mengukurnya dalam praktek, dampak prinsip akuntansi di prancis dan prinsip-prinsip akuntansi jerman dibandingkan dengan prinsip-prinsip akuntansi inggris telah dilakukan oleh Gray (1980) dalam suatu studi empiris perusahaan untuk periode 1972-1975. Weetman dan Gray (1991) menguji dampak perbedaan akuntasi atas laba. Prakteknya di Belanda, Swedia, dan Inggris. Dari hasil penelitian cenderung mengatakan bahwa Belanda memiliki tingkat konservatifme yang rebih rendah, meskipun tidak seekstrim di Inggris dan Swedia yang cenderung mengharapkan untuk lebih konsrvatif dibandingkan GAAP Amerika Serikat.
Jepang
Data pada tingkat kerja sama tentang pengaruh perbedaan GAAP Jepang/ Amerika Serikat sebelum dipastikan atau belum diperoleh karena banyak perusahaan di Jepang yang terdaftar dalam laporan Amerika Serikat sesuai dengan GAAP Amerika Serikat. Akan tetapi menrut penelitian oleh Cooke pada tahun 1993 dan ia telah menyediakan beberapa bukti kasus menarik untuk ditampilkan secara relative "konservatif" menurut ukuran pendekatan dan perolehan atau pendapatan Amerika Serikat.
PERBANDINGAN ANALISIS GLOBAL
Secara keseluruhan inggris lebih sedikit konservatif disbanding negara-negara lain. Negara-negara di benua eropa, disisi lain secara bersama-sama didalam suatu kelompok yang lebih konservatif dibandingkan dengan amerika serikat.
Saran ini penting bagi pendekata yang berbeda untuk pengukuran akuntansi yang mungkin berlaku disamping usaha penyelarasan internasional yang dilanjutkan untuk mencapai ha yang dapat dibandingkan secara global.
PERBANDINGAN AKUNTANSI INTERNASIONAL DAN PASAR MODAL
Pentingnya perbedaan pengukuran permasalahan internasional untuk analisis keuangan yang terkait dengan penyelarasan internasional. Ada satu pertanyaan penting mengenai bagaiana harga saham bereaks pada laba yang dihitung menggunakan GAAP. Meek (1983) menunjukkan bahwa harga saham di Amerika Serikat bereaksi untuk pendapatan asing dalam GAAP. Penelitian dari Pope dan Rees(1992) menunjukkan bahwa korporasi Inggris yang terdaftar di Amerika Serikat dan juga pelaporan menggunakan GAAP Amerika Serikat menjelaskan kekuatan kenaikan yang signifikan dari informasi penyesuaian pendapatan oleh GAPP Amerika Serikat.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERBEDAAN PENGUKURAN
Pertimbangan untuk perbedaan pengukuran dapat ditemukan dalam lingkungan dan factor budaya yang mempengaruhi prinsip akuntansi di suatu negara. Di Amerika Serikat dan Inggris, pasar modal merupakan suatu pengaruh yang dominan dengan kebutuhan informasi investor memberikan harapan kepada suatu harapan yang lebih optimis terhadap laba dan karena itu harga saham menjadi lebih tinggi. pada waktu yang sama prinsip-prinsip akuntansi secara relatif fleksibel, profesi akuntansi secara relatif tidak terikat pada pemerintah, aturan pajak hanya mempunyai pengaruh terbatas atas praktek akuntansi. Dasar nilai-nilai kebudayaan cenderung memotivasi dan menguatkan kekurangan pendekatan konservatif untuk pengukuran secara keseluruhan.
Di benua Eropa dan Jepang perpajakan dan sumber keuangan lainnya secara relatif lebih berpengaruh dibandingkan pasar modal . Negara-negara ini mempunyai suatu tradisi Kitab Undang-Undang Hukum dan Rencana Akuntansi. Secara umum, otorisasi pajak memungkinkan pajak hanya bertujuan kepada materi tersebut untuk pembebanan akun dan untuk pendapatan pajak ketika melaporkan akun tersebut. Ini cenderung mendorong ke arah aplikasi prinsip akuntansi yang konservatif untuk melaporkan rendahnya laba untuk tujuan perpajakan. Sebagai tambahan materi kreditur dan pnjaman keuangan sehubungan hak kekayaan memberikan suatu pengaruuh konservatif lebih lanjut di dalam menurunkan laba untuk meningkatkan minat kreditur dan pemilik dana vis-a-vis pemegang saham. Dengan demikian, para pemakai laporan keuangan di negara-negara tersebut mungkinnlebih terkait dengan neraca dibandingkan informasi ikhtisar laba rugi yang semakin konservatif. Black and White (2003) menemukan bahwa informasi neraca etrsebut memiliki nilai yang lebih relevan dibanding informasi ikhtisar laba rugi di Jerman dan Jepang.
KONVERGENSI AKUNTANSI GLOBAL
Alasan utama untuk mengembangkan standar internasional adalah menentukan tingkat perbandingan untuk membantu investor untuk membuat keputusan dengan mengurangi biaya perusahaan multinasional dalam menyiapkan beberapa norma dan pelaporannya. IASB memainkan suatu peran utama di dalam mengkoordinir dan menyelaraskan aktifitas keterlibatan para agen dalam menenukan akuntansi dan norma pelaporannya. Standar IASB juga diharapkan untuk menyediakan suatu model yang bermanfaat bagi negara berkembang untuk menetapkan standar akuntansi pertama kali.
Pada awalnya standar internasional telah dikembangkan lebih fleksibel substansial untuk menagomodasikan minat nasional yang berbeda, tetapi sejak itu telah muncul tekanan untuk mengembangkan standar yang lebih seragam untuk memudahkan cross-border modal yang meningkat dan pasar bursa yang terdafar.
Suatu inti program yang baku untuk mempromosikan pengembangan tentang keseragaman standar yang lebih berkualitas telah diaktifkan korporasi dengan organisasi internasional komisi pengawasan terhadap surat-surat berharga (IOSCO) dan telah diselesaikan pada tahun 1998. IASB berharap agar pengesahan IOSCO akanmendorong ke arah suatu pengenalan yang lebih besar tentang norma pelaporan keuangan internasional dan promosi pemusatan global.
Suatu pertumbuhan jumlah perusahaan juga merupakan pilihan utama mengikuti standar internasional, meskipun deminkian, pemenuhan tidaklah selalu sebagai hal yang menyeluruh dalam praktek ketika diklaim. Tahun 2005 negara-negara Uni Eropa sudah memutuskan untuk menyetujui standar internasional untuk laporan keuangan oleh semua perusahaan yang terdaftar.
Referensi
http://warta-ekonomi.blogspot.com/2010/10/analisis-laporan-keuangan-internasional.html
STRATEGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Berdasarkan penelitian Akuntasi Internasional Amerika Serikat tentang proyek penghasilan financial berfokuskan pada bentuk dan isi. Klasifikasi dan agregasi serta spesifikasi hal-hal tertentu serta laporan keuangan atau anggaran biaya tahunan. Laporan keuangan didasarkan pada jumlah ukuran pendapatan serta perlu adanya pemahaman terhadap kunci ukuran finansial dan rasio yang berasal dari laporan keuangan.
PERBEDAAN AKUNTANSI INTERNASIONAL DAN ANALISIS PERNYATAAN KEUANGAN
Sejalan dengan perkembangan bisnis dan pasar keuangan yang semakin meningkat secara internasional, perbedaan dalam akuntansi internasional pun menjadi lebih penting dari sudut pandang analisis pernyataan keuangan internsaional. Perbedaan akuntansi internasional berdampak pada penilaian atas laba dan arus kas dimasa yang akan datang.
Penilaian/penaksiran ini penting untuk portofolio investor dalam membuat penilaian atas saham mereka. Hal ini juga penting untuk perhatian perusahaan dengan foreign direct investment (FDI)/investasi asing langsung, yang melibatkan penaksiran dari akuisisi potensial dan partisipasi ventura gabungan atau meningkatnya modal dari perusahaan yang terdaftar pada pasar saham asing. Jumlah yang bertambah dari perusahaan yang terdaftar dalam bursa saham internasional, dengan bursa efek London yang sudah diambil alih oleh bursa efek New York sebagai bursa efek yang paling populer,dan banyak lagi bursa saham yang terus berkembang. Sebagai tambahan telah ada satu peningkatan dramatis dalam kemunculan pasar modal dan kompetisi untuk investasi internasional
Perbedaan akuntansi internasional membawa sejumlah permasalahan dari sudut pandang analisis keuangan. Pertama, dalam mencoba untuk menilai perusahaan asing, ada suatu kecenderungan untuk melihat laba dan data keuangan lain dari sebuah perspektif dalam negeri, dan oleh karenanya ada suatu masalah dari melewatkan efek atas perbedaan akuntansi. Kecuali perbedaan signifikan yang diambil ke dalam akun, mungkin dengan beberapa keterlibatan pernyataan ulang, ini mungkin mempunyai konsekuensi yang sangat serius. Kedua, kesadaran dari perbedaan internasional menyarankan perlunya untuk menjadi familiar dengan prinsip akuntansi negara asing sebagai tujuan untuk mengenal lebih baik data pendapatan dalam konteks pengukuran. Ketiga,isu tentang perbandingan internasional dan harmonisasi akuntansi menjadi sorotan dalam konteks. Dalam hal ini, Choi dan Levich (1991) menyediakan kerangka kerja yang berguna untuk menganalisa dampak dan relevansi dari perbedaan dalam kemiripan dan ke tidak miripan lingkungan ekonomi. Dalam lingkungan atau situasi akuntansi yang mirip, perbedaan akuntansinya adalah ketidak logisan dan petunjuk ke arah hasil yang tidak bisa dibandingkan. Praktik logikal menyarankan perlakuan akuntansi yang mirip/sama. Ketika lingkungan ekonomi tidak sama, tetapi, seperti kasus investasi internasional, perbedaan akuntansi bisa dibenarkan, khususnya dimana letak ketidak samaan itu ada di peraturan perusahaan, peraturan pajak, sumber keuangan, kebiasaan bisnis, kebudayaan akuntansi dan seterusnya. Disisi lain perlakuan akuntansi serupa mungkin dapat dipertimbangkan saat seperti factor berarti sama. Pentingnya pemahaman factor lingkungan dan budaya begitu ditekankan.
PERBEDAAN UTAMA DALAM PRINSIP AKUNTANSI DI SELURUH DUNIA
Adanya perbedaan akuntansi di seluruh dunia sudah tidak diragukan lagi cukup signifikan untuk membuat pekerjaan dari analis keuangan sangat sulit dalam periode pembuatan perbandingan internasional.
Jika sekarang kita fokus pada beberapa pengukuran kunci dalam pemilihan beberapa negara besar seperti AS, Uni Eropa (termasuk di dalamnya Inggris, Belanda, Prancis dan Jerman), Brasil, Swiss, China dan Jepang, kita bisa melihat variasi dari prinsip akuntansu yang digunakan bisa berpengaruh berbeda terhadap pendapatan dan aset.
Akuntansi depresiasi di AS dan Uni Eropa, khususnya di Inggris didasarkan pada konsep dari nilai guna umur ekonomi, dimana di negara lain seperti Prancis, Jerman, Swiss dan Jepang, peraturan perpajakan secara umum mendorong metode yang lebih cepat.
Pengukuran persediaan secara umum didasarkan pada prinsip "lower of cost and market" tetapi dengan beberapa variasi dalam penaksiran arti dari pasar, itu adalah, "net realizable value" atau biaya pengganti. LIFO juga kadang kali diijinkan untuk tujuan pajak (sebagai contohnya Jepang dan AS), tetapi lebih sering tidak (contohnya Uni Eropa). Kontruksi kontrak diakuntansikan secara umum menggunakan metode "percentage-of-completion". Tetapi metode kontrak lengkap yang lebih konservatif digunakan di Swiss, Cina dan Jerman.
Biaya bagian penelitian dan pengembangan/Research and Development (R&D) biasanya dikeluarkan lebih cepat di negara Anglo-Amerika dan Jerman. Meskipun I Brasil pendekatan yang lebih fleksibel telah diadopsi secara umum. Pendekatan yang serba memperbolehkan juga diadopsi secara umum ke arah kapitalisasi biaya peminjaman dari aset.
Perlakuan dari keuntungan pensiun juga diakuntasikan secara umum atas basis yang bertambah/ atau proyeks keuntungan yang akan dibayarkan kepada karyawan, kontras dengan Brasil dan Cina yang menggunakan metode sebaliknya.
Perlakuan terhadap perpajakan adalah area utama dari perbedaan pengukuran pendapatan akuntansi menjadi dipengaruhi secara kuat oleh peraturan pajak di Prancis, Jerman, Swiss, dan Brasil.
Perlakuan dari kombinasi bisnis di seluruh dunia bervariasi tergantung pada kurang atau lebihnya metode "pooling-of-interest" atau kumpulan kepentingan, metode ini dijadikan persyaratan atau diijinkan tergantung pada keadaan tertentu. Tetapi metode pembelian juga dibutuhkan secara umum. Di Brasil, Cina dan Jepang metode amortisasi diperlukan dan kontras dengan AS dan Inggris, dimana mertode amortisasi tidak diperlukan tetapi dilakukan tes kelayakan.
Berkaitan dengan goodwill, hal-hal lain seperti merk, hak publikasi, dan paten, yang secara umum dikapitaslisasi, kecuali di Swiss, tetapi subjek biasanya diamortisasi, jika tidak maka diadakan tes kelayakan.
Akhirnya, hal-hal yang berkaitan dengan translasi mata uang asing adalah penting dalam tujuannya untuk mendapatkan pengukuran untuk memilih antara average atau closing rate. Disini, spertinya ada beberapa fleksibilitas secara umu, dengan kurs aktual ataupun kurs rata-rata.
Meskipun adanya pertumbuhan kekhawatiran terhadap perbedaan prinsip pengukurann dan praktiknya secara internasional, kurang lebih yang diketahui tentang dampak keseluruhan dari perbedaan akuntansu atas pendapatan dan ekuitas pemegang saham. Meskipun begitu, perbedaan kepada berbagai aspek pengukuran akuntansi mungkin telah dikompensasi satu sama lain agar secara luas dampak keseluruhannya tidak terlalu signifikan. Pertanyaan pentingnya adalah apakah perbedaan akuntasnsi secara sistematis berdampak terhadap pengukuran pendapatan, dengan kata lain, apakah perbedaan ini sangat berarti?
Meskipun telah dilakukan riset yang sangat terbatas mengenai dampak kuantitatif dari perbedaan akuntansi internasional, ada bukti kuat antara hubungan prinsip akuntansi di AS dengan Inggris, beberapa negara Uni Eropa, dan Jepang.
DAMPAK PERBEDAAN AKUNTANSI AMERIKA SERIKAT DENGAN INGGRIS: SUATU ANALISIS KUANTITATIF
Penguaan GAAP Amerika Serikat sebagai suatu ukuran, maka dapat dilihat sebagai suatu penilaian hubungan antara pelaporan laba dibawah GAAP inggris dan pelaporan laba GAAP Inggris yang disesuaikan dengan GAAP Amerika Serikat.
Indeks konservatisme dapat dihitung, seperti ditunjukan oleh Grey (1980), menggunakan rumus sebagai berikut:
1 - [RA-RD]
RA = Laba setelah disesuaikan
RD = Laba
Partial index of conservation = 1 - [Parsial Adjusment]
Secara ringkas, perbedaan antara praktek mengenai prinsip-prinsip akuntansi Amerika Serikat dan Inggris lebih sedikit konservatif atau Amerika Serikat memiliki dampak yang jauh lebih kuantitatif atass suatu laba yang berkaitan. Walaupun hal itu bertentangan dengan dengan kekuatan yang diharapkan dari dua Negara utama Anglo-Amerika tersebut dengan tradisi akuntansi serupa, suatu pertanyaan penting namun menunjukkan.
SUATU PERSPEKTIF GLOBAL ATAS PENGUKURAN LABA
Bukti yang tersedia menghendaki bahwa pendapatan yang telah diukur sesuai dengan prinsip atau dasar akuntansi Inggris secara sistematis selalu lebih tinggi atau sedikit konservatif daripada pendapatan yang telah diukur dengan dasar atau prinsip Amerika Serikat. Namun apa yang kita ketahui tentang pengaruh kuat yang relative dari dasar atau prinsip akuntansi Anglo – Amerika tentang pendapatan yang berbandingdengan yang ada pada benua Eropa dan Jepang.
Benua Eropa
Pentingnya pemahaman bagaimana perbedaan akuntansi dapat mempengaruhi penafsiran akun perusahaan dieropa telah ditekankan lagi baru-baru ini. Namun secara keseluruhan mempengaruhi pengaruh terhadap laba. Usaha awal untuk mengukurnya dalam praktek, dampak prinsip akuntansi di prancis dan prinsip-prinsip akuntansi jerman dibandingkan dengan prinsip-prinsip akuntansi inggris telah dilakukan oleh Gray (1980) dalam suatu studi empiris perusahaan untuk periode 1972-1975. Weetman dan Gray (1991) menguji dampak perbedaan akuntasi atas laba. Prakteknya di Belanda, Swedia, dan Inggris. Dari hasil penelitian cenderung mengatakan bahwa Belanda memiliki tingkat konservatifme yang rebih rendah, meskipun tidak seekstrim di Inggris dan Swedia yang cenderung mengharapkan untuk lebih konsrvatif dibandingkan GAAP Amerika Serikat.
Jepang
Data pada tingkat kerja sama tentang pengaruh perbedaan GAAP Jepang/ Amerika Serikat sebelum dipastikan atau belum diperoleh karena banyak perusahaan di Jepang yang terdaftar dalam laporan Amerika Serikat sesuai dengan GAAP Amerika Serikat. Akan tetapi menrut penelitian oleh Cooke pada tahun 1993 dan ia telah menyediakan beberapa bukti kasus menarik untuk ditampilkan secara relative "konservatif" menurut ukuran pendekatan dan perolehan atau pendapatan Amerika Serikat.
PERBANDINGAN ANALISIS GLOBAL
Secara keseluruhan inggris lebih sedikit konservatif disbanding negara-negara lain. Negara-negara di benua eropa, disisi lain secara bersama-sama didalam suatu kelompok yang lebih konservatif dibandingkan dengan amerika serikat.
Saran ini penting bagi pendekata yang berbeda untuk pengukuran akuntansi yang mungkin berlaku disamping usaha penyelarasan internasional yang dilanjutkan untuk mencapai ha yang dapat dibandingkan secara global.
PERBANDINGAN AKUNTANSI INTERNASIONAL DAN PASAR MODAL
Pentingnya perbedaan pengukuran permasalahan internasional untuk analisis keuangan yang terkait dengan penyelarasan internasional. Ada satu pertanyaan penting mengenai bagaiana harga saham bereaks pada laba yang dihitung menggunakan GAAP. Meek (1983) menunjukkan bahwa harga saham di Amerika Serikat bereaksi untuk pendapatan asing dalam GAAP. Penelitian dari Pope dan Rees(1992) menunjukkan bahwa korporasi Inggris yang terdaftar di Amerika Serikat dan juga pelaporan menggunakan GAAP Amerika Serikat menjelaskan kekuatan kenaikan yang signifikan dari informasi penyesuaian pendapatan oleh GAPP Amerika Serikat.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERBEDAAN PENGUKURAN
Pertimbangan untuk perbedaan pengukuran dapat ditemukan dalam lingkungan dan factor budaya yang mempengaruhi prinsip akuntansi di suatu negara. Di Amerika Serikat dan Inggris, pasar modal merupakan suatu pengaruh yang dominan dengan kebutuhan informasi investor memberikan harapan kepada suatu harapan yang lebih optimis terhadap laba dan karena itu harga saham menjadi lebih tinggi. pada waktu yang sama prinsip-prinsip akuntansi secara relatif fleksibel, profesi akuntansi secara relatif tidak terikat pada pemerintah, aturan pajak hanya mempunyai pengaruh terbatas atas praktek akuntansi. Dasar nilai-nilai kebudayaan cenderung memotivasi dan menguatkan kekurangan pendekatan konservatif untuk pengukuran secara keseluruhan.
Di benua Eropa dan Jepang perpajakan dan sumber keuangan lainnya secara relatif lebih berpengaruh dibandingkan pasar modal . Negara-negara ini mempunyai suatu tradisi Kitab Undang-Undang Hukum dan Rencana Akuntansi. Secara umum, otorisasi pajak memungkinkan pajak hanya bertujuan kepada materi tersebut untuk pembebanan akun dan untuk pendapatan pajak ketika melaporkan akun tersebut. Ini cenderung mendorong ke arah aplikasi prinsip akuntansi yang konservatif untuk melaporkan rendahnya laba untuk tujuan perpajakan. Sebagai tambahan materi kreditur dan pnjaman keuangan sehubungan hak kekayaan memberikan suatu pengaruuh konservatif lebih lanjut di dalam menurunkan laba untuk meningkatkan minat kreditur dan pemilik dana vis-a-vis pemegang saham. Dengan demikian, para pemakai laporan keuangan di negara-negara tersebut mungkinnlebih terkait dengan neraca dibandingkan informasi ikhtisar laba rugi yang semakin konservatif. Black and White (2003) menemukan bahwa informasi neraca etrsebut memiliki nilai yang lebih relevan dibanding informasi ikhtisar laba rugi di Jerman dan Jepang.
KONVERGENSI AKUNTANSI GLOBAL
Alasan utama untuk mengembangkan standar internasional adalah menentukan tingkat perbandingan untuk membantu investor untuk membuat keputusan dengan mengurangi biaya perusahaan multinasional dalam menyiapkan beberapa norma dan pelaporannya. IASB memainkan suatu peran utama di dalam mengkoordinir dan menyelaraskan aktifitas keterlibatan para agen dalam menenukan akuntansi dan norma pelaporannya. Standar IASB juga diharapkan untuk menyediakan suatu model yang bermanfaat bagi negara berkembang untuk menetapkan standar akuntansi pertama kali.
Pada awalnya standar internasional telah dikembangkan lebih fleksibel substansial untuk menagomodasikan minat nasional yang berbeda, tetapi sejak itu telah muncul tekanan untuk mengembangkan standar yang lebih seragam untuk memudahkan cross-border modal yang meningkat dan pasar bursa yang terdafar.
Suatu inti program yang baku untuk mempromosikan pengembangan tentang keseragaman standar yang lebih berkualitas telah diaktifkan korporasi dengan organisasi internasional komisi pengawasan terhadap surat-surat berharga (IOSCO) dan telah diselesaikan pada tahun 1998. IASB berharap agar pengesahan IOSCO akanmendorong ke arah suatu pengenalan yang lebih besar tentang norma pelaporan keuangan internasional dan promosi pemusatan global.
Suatu pertumbuhan jumlah perusahaan juga merupakan pilihan utama mengikuti standar internasional, meskipun deminkian, pemenuhan tidaklah selalu sebagai hal yang menyeluruh dalam praktek ketika diklaim. Tahun 2005 negara-negara Uni Eropa sudah memutuskan untuk menyetujui standar internasional untuk laporan keuangan oleh semua perusahaan yang terdaftar.
Referensi
http://warta-ekonomi.blogspot.com/2010/10/analisis-laporan-keuangan-internasional.html
HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL
Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparabilitas (daya banding) informasi keuangan yang berasal dari berbagai negara.
Upaya untuk melakukan harmonisasi standar akuntansi telah dimulai jauh sebelum pembentukan Komite Standar Akuntansi Internasional pada tahun 1973. Baru-baru ini, sejumlah perusahaan yang berusaha memperoleh modal di luar pasar Negara asal dan para investor yang berusaha untuk melakukan diversifikasi investasi secara internasional menghadapi masalah yang makin meningkat sebagai akibat dari perbedaan nasional dalam hal akuntansi, pengungkapan, dan audit.
Terkadang orang menggunakan istilah harmonisasi dan standarisasi seolah-seolah keduanya memiliki arti yang sama. Namun berkebalikan dengan harmonisasi, secara umum standarisasi berarti penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit dan bahkan mungkin penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi. Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antarnegara, dan oleh karenanya lebih sukar untuk diimplemntasikan secara internasional. Harmonisasi jauh lebih fleksibel dan terbuka, tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua, tetapi mengakomodasi beberapa perbedaan dan telah mengalami kemajuan yang besar secara internasional dalam tahun-tahun terakhir.
PERBEDAAN ANTARA HARMONISASI DAN STANDARISASI
Komparabilitas informasi keuangan merupakan konsep yang lebih jelas daripada harmonisasi. Informasi yang dihasilkan dari system akuntansi, pengungkapan dan atau audit yang berbeda dapat dibandingkan jika memiliki kemiripan dalam cara dimana para pengguna laporan keuangan dapat membandingkannya tanpa perlu membiasakan diri dengan lebih dari satu system.
Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi
1. Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapannya
2. Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan publik terkait dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek, dan
3. Standar audit
SURVEI HARMONISASI INTERNASIONAL
Keuntungan harmonisasi internasional
Bahasa
Mereka yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa Ibu mungkin merasa beruntung bahwa Inggris menjadi bahasa kedua yang sangat banyak digunakan di seluruh dunia.
Harmonisasi perpajakan an sistem jaminan sosial
Keuntungan. Kalangan usaha akan mengalami manfaat yang cukuo besar dalam perencanaan, biaya sistem dan pelatihan, dan sebagainya dari harmonisasi.
Kerugian. Perpajakan dan sistem jaminan sosial memiliki pengaruh yang kuat terhadap efisiensi ekonomi. Sistem yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda. Kemampuan untuk membandingkan cara kerja pendekatan yang berbeda di negara yang berbeda menyebabkan negara-negara mampu melakukan peningkatan sistem mereka masing-masing. Negara-negara saling berkompetisi dan kompetisi memaksa mereka untuk mengadopsi sistem yang efisien melalui beroperasinya semacam kekuatan pasar. Persetujuan atas sistem perpajakan yang satu akan menjadi seperti pendirian kartel dan akan menghilangkan manfaat yang akan diperoleh dari kompetisi antar negera.
Sebuah tulisan yang terbaru juga mendukung adanya GAAP global yang terharmonisasi. Manfaatnya:
1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambaran berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
2. Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik, portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang
3. perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi
4. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tinggi.
Kritik atas saran Internasional
Penentuan standar internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit.
Beberapa pengamat berpendapat bahwa penetapan standar akuntansi internasional pada dasarnya merupakan sebuah taktik kantor-kantor akuntan besar yang menyediakan jasa akuntnasi internasional untuk memperluas pasarnya.
Adopsi standar internasional akan menimbulkan standar yang berlebihan.
Rekonsiliasi atas pengakuan bersama
Dua pendekatan yang diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas:
Rekonsiliasi
Pengakuan bersama (imbal balik/resiprositas)
Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun LK dengan menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting di negara asal dan di negara di mana laporan keuangan di laporkan.
Rekonsiliasi berbiaya lebih rendah bila dibandingkan dengan penyusunan laporan keuangan lengkap berdasarkan prinsip akuntansi yang berbeda. Namun demikian rekonsiliasi hanya menyajikan ringkasan, dan bukan gambaran perusahaan yang utuh.
Evaluasi
Perdebatan mengenai harmonisasi mungkin tidak akan pernah terselesaikan dengan penuh. Beberapa argumen yang menentang harmonisasi mengandung sejumlah kebenaran. Namun demikian, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa tujuan harmonisasi internasional akuntansi, pengungkapan, dan audit telah diterima begitu luas sehingga tren yang mengarah pada harmonisasi internasional akan berlanjut atau bahkan semakin cepat.
Perdebatan nasional dalam faktor-faktor dasar yang menyebabkan perbedaan dalam akuntansi, pengungkapan, dan praktik audit semakin sempit karena pasar modal dan produk menjadi semakin internasional.
Penerapan standar Internasional
Standar akuntansi internasional digunakan seagai hasil dari
a) Perjanjian internasional atau politis
b) Kepatuhan secara sukarela
c) Keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi nasional
Semakin banyak jumlah perusahaan yang memutuskan bahwa untuk kepentingan terbaik perusahaan untuk menggunakan IFRS meskipun tidak diwajibkan. Banyak negara saat ini telah memperbolehkan perusahaan untuk mendasarkan laporan keuangan mereka pada IFRS dan beberapa negara mengharuskannya.
Apabila standar akuntansi diterapakan melalui prosedur politik, hukum atau aturan, umumnya aturan wajib yang mendorong proses ini. Pihak-pihak yang berkepentingan menentukan apa saja aturannya dan bagaimana aturan ini harus diimplementasikan.
Usaha-usaha standar internasional lain dalam bidang akuntansi pada dasarnya dilakukan secara sukarela. Standar-standar itu akan diteima atau tidak tergantung pada orang-orang yang menggunakan standar-standar akuntansi. Saat standar internasional dan standar nasional tidak sama, tidak akan jadi masalah, tetapi ketika kedua standar tersebut berbeda, standar nasioanl harus jadi rujukan pertama.
BEBERAPA PERISTIWA PENTING DALAM SEJARAH PENENTUAN STANDAR AKUNTANSI
1959 - Jacob Kraayenhof, mitra pendiri sebuah firma akuntan independen eropa yang utama, mendorong agar usaha pembuatan standar akuntansi internasional dimulai.
1961 - Groupe d’Etudes, yang terdiri dari akuntan profesional yang berpraktik, didirikan di Eropa untuk memberikan nasihat kepada pihak berwenang Uni Eropa dalam masalah-masalah yang menyangkut akuntansi
1966 - Kelompok studi Internasional akuntan didirikan oleh institut profesionaol di Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat.
1973 - Komite Standar Akuntansi Internasional didirikan
1876 - organisasi untuk kerja sama dan pembangunan Ekonomi mengeluarkan Deklarasi investasi dalam perusahaan Multinasional yang berisi panduan untuk ’pengungkapan informasi’
1977 - Federasi Internasional Akuntan didirikan
1977 - Kelompok para ahli yang ditunjuk oleh Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-bangsa mengeluarkan laporan yang terdiri dari empat bagian mengenai standar internasional akuntansi dan pelaporan bagi perusahaan transnasional
2002 - IASB dan FASB menandatangani ’perjanjian Norwalk” yang berisi komitmen bersama terhadap konvergensi SAI dan AS
2003 - IASB menerbitkan IFRS 1 dan revisi terhadap 15 IAS
SEKILAS MENGENAI ORGANISASI INTERNASIONAL UTAMA YANG MENDORONG HARMONISASI AKUNTANSI
Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional:
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB)
Komini Uni Eropa (EU)
Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
Kelompok Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-Bangsa atas Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan, bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam perdagangan dan Pembangunan
Kelompok kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi kerja sama dan Pembangunan Ekonomi.
Forum Internasional Pengembangan Akuntansi (IFAD) mengadakan pertemuan pertama pada tahun 1999. tujuan utamanya adalah untuk membangun kapasitas akuntansi dan audit di negara-negara berkembang.
Yang juga penting adalah Federasi Internasional Bursa Efek (FIBV), organisasi perdagangan untuk pasar surat berharga dan derivatif yang teratur diseluruh dunia. FIBV mendorong perkembangan usaha profesional pasar keuangan. Tujuan FIBV adalah untuk menetapakan standar harmonisasi untuk proses usaha (termasuk pelaporan keuangan dan pengungkapan) dalam perdagangan surat berharga lintas batas, termasuk penawaran publik lintas batas.
BADAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
Tujuan IASB adalah:
Untuk mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipamahi dan dapat diterapkan yang mewajibkan infromasi yang berkualitas tinggi, transaparan, dan dapat dibandingkan dalam laporan keuangan dan pelaporan keuangan lainnya untuk membantu para partisipan dalam pasar modal dunia dan pengguna lainnya dalam membuat keputusan ekonomi.
untuk mendorong penggunaan dan penerapan standar-stnadar tersebut yang ketat
untuk membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan Standar Akuntansi Internasional dan Standar Pelaporan Keuangan Internasional ke arah solusi berkualitas tinggi.
Standar Inti IASC dan Persetujuan IOSCO
IASB telah berupaya untuk mengembangkan standar akuntansi yang akan diterima oleh badan pengatur surat berharga diseluruh dunia. IASC mengadopsi suatu rencana kerja untuk menghasilakn satu set inti standar berkualitas tinggi yang komprehensif.
Struktur IASB yang baru
Pada bulan November 1999 dewan IASC secara bulat menyetujui suatu resolusi yang mendukung usulan struktur baru yang intinnya adalah:
IASC akan didirikan sebagai sebuah organisasi independen
organisasi tersebut akan terdiri dari dua badan utama, Perwakilan dan Dewan, serta Komite Interprestasi Tetap dan Dewan Penasihat Standar dan
dan perwakilan akan menunjuk anggota dewan, melakukan pengawasan dan mengumpulkan dana yang diperlukan, sedangkan dewan memiliki tanggungjawab untuk penentuan standar akuntansi
IASB yang direstrukturisasi tersebut bertemu untuk pertamakalinya pada bulan April 2001. IASB telah direorganisasi, akan mencakup badan berikut:
Badan Wali. IASB memiliki 19 wali
• 6 dari Amerika Utara
• 6 dari Eropa
• 4 dari Wilayah Asia/Pasifik
• 3 dari wilayah lain
Dewan IASB
Dewan menetapkan dan memperbaiki standar akuntansi keuangan dan pelaporan usaha.
• Dewan terdiri dari 14 orang anggota yang ditunjuk oleh Badan Wali untuk memberikan kombinasi terbaik yang ada dari keahlian teknik dan latar belakang pengalaman bisnis internasional dan kondisi pasar yang relevan
Dewan Penasihat Standar
Dewan Penasihat Standar ditunjuk oleh perwakilan, terdiri dari:
• 30 atau lebih anggota yang memiliki latar belakang geografis dan profesional yang berbeda, yang ditunjuk untuk masa tiga tahun yang dapat diperbaharui
Komite Interprestasi Pelaporan Keuangan Internasional (IFRIC)
• IFRIC terdiri dari 12 anggota yang diangkat oleh perwalian. IFRIC menginterprestasikan ’penerapan standar akuntansi internasional dan standar pelaporan keuangan internasional dalam konteks kerangka dasar IASB, menerbitkan rancangan interprestasi dan mengevaluasi komentar atasnya dan memperoleh persetujuan dewan untuk interprestasi akhir.
Diposkan oleh Super Aidie di 12.05
Label: Ekonomi Akuntansi
related posts:
KLASIFIKASI DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN
PENYUSUTAN, PENURUNAN DAN DEPLESI
PROPERTI PABRIK, dan PERALATAN
KLASIFIKASI DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN
MASALAH PENILAIAN TAMBAHAN
LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL
HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL
PIUTANG
REVIEW
KAS & BANK - REKONSILIASI
Sumber : http://teorikuliah.blogspot.com/2009/08/harmonisasi-akuntansi-internasional.html
Upaya untuk melakukan harmonisasi standar akuntansi telah dimulai jauh sebelum pembentukan Komite Standar Akuntansi Internasional pada tahun 1973. Baru-baru ini, sejumlah perusahaan yang berusaha memperoleh modal di luar pasar Negara asal dan para investor yang berusaha untuk melakukan diversifikasi investasi secara internasional menghadapi masalah yang makin meningkat sebagai akibat dari perbedaan nasional dalam hal akuntansi, pengungkapan, dan audit.
Terkadang orang menggunakan istilah harmonisasi dan standarisasi seolah-seolah keduanya memiliki arti yang sama. Namun berkebalikan dengan harmonisasi, secara umum standarisasi berarti penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit dan bahkan mungkin penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi. Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antarnegara, dan oleh karenanya lebih sukar untuk diimplemntasikan secara internasional. Harmonisasi jauh lebih fleksibel dan terbuka, tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua, tetapi mengakomodasi beberapa perbedaan dan telah mengalami kemajuan yang besar secara internasional dalam tahun-tahun terakhir.
PERBEDAAN ANTARA HARMONISASI DAN STANDARISASI
Komparabilitas informasi keuangan merupakan konsep yang lebih jelas daripada harmonisasi. Informasi yang dihasilkan dari system akuntansi, pengungkapan dan atau audit yang berbeda dapat dibandingkan jika memiliki kemiripan dalam cara dimana para pengguna laporan keuangan dapat membandingkannya tanpa perlu membiasakan diri dengan lebih dari satu system.
Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi
1. Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapannya
2. Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan publik terkait dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek, dan
3. Standar audit
SURVEI HARMONISASI INTERNASIONAL
Keuntungan harmonisasi internasional
Bahasa
Mereka yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa Ibu mungkin merasa beruntung bahwa Inggris menjadi bahasa kedua yang sangat banyak digunakan di seluruh dunia.
Harmonisasi perpajakan an sistem jaminan sosial
Keuntungan. Kalangan usaha akan mengalami manfaat yang cukuo besar dalam perencanaan, biaya sistem dan pelatihan, dan sebagainya dari harmonisasi.
Kerugian. Perpajakan dan sistem jaminan sosial memiliki pengaruh yang kuat terhadap efisiensi ekonomi. Sistem yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda. Kemampuan untuk membandingkan cara kerja pendekatan yang berbeda di negara yang berbeda menyebabkan negara-negara mampu melakukan peningkatan sistem mereka masing-masing. Negara-negara saling berkompetisi dan kompetisi memaksa mereka untuk mengadopsi sistem yang efisien melalui beroperasinya semacam kekuatan pasar. Persetujuan atas sistem perpajakan yang satu akan menjadi seperti pendirian kartel dan akan menghilangkan manfaat yang akan diperoleh dari kompetisi antar negera.
Sebuah tulisan yang terbaru juga mendukung adanya GAAP global yang terharmonisasi. Manfaatnya:
1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambaran berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
2. Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik, portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang
3. perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi
4. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tinggi.
Kritik atas saran Internasional
Penentuan standar internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit.
Beberapa pengamat berpendapat bahwa penetapan standar akuntansi internasional pada dasarnya merupakan sebuah taktik kantor-kantor akuntan besar yang menyediakan jasa akuntnasi internasional untuk memperluas pasarnya.
Adopsi standar internasional akan menimbulkan standar yang berlebihan.
Rekonsiliasi atas pengakuan bersama
Dua pendekatan yang diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas:
Rekonsiliasi
Pengakuan bersama (imbal balik/resiprositas)
Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun LK dengan menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting di negara asal dan di negara di mana laporan keuangan di laporkan.
Rekonsiliasi berbiaya lebih rendah bila dibandingkan dengan penyusunan laporan keuangan lengkap berdasarkan prinsip akuntansi yang berbeda. Namun demikian rekonsiliasi hanya menyajikan ringkasan, dan bukan gambaran perusahaan yang utuh.
Evaluasi
Perdebatan mengenai harmonisasi mungkin tidak akan pernah terselesaikan dengan penuh. Beberapa argumen yang menentang harmonisasi mengandung sejumlah kebenaran. Namun demikian, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa tujuan harmonisasi internasional akuntansi, pengungkapan, dan audit telah diterima begitu luas sehingga tren yang mengarah pada harmonisasi internasional akan berlanjut atau bahkan semakin cepat.
Perdebatan nasional dalam faktor-faktor dasar yang menyebabkan perbedaan dalam akuntansi, pengungkapan, dan praktik audit semakin sempit karena pasar modal dan produk menjadi semakin internasional.
Penerapan standar Internasional
Standar akuntansi internasional digunakan seagai hasil dari
a) Perjanjian internasional atau politis
b) Kepatuhan secara sukarela
c) Keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi nasional
Semakin banyak jumlah perusahaan yang memutuskan bahwa untuk kepentingan terbaik perusahaan untuk menggunakan IFRS meskipun tidak diwajibkan. Banyak negara saat ini telah memperbolehkan perusahaan untuk mendasarkan laporan keuangan mereka pada IFRS dan beberapa negara mengharuskannya.
Apabila standar akuntansi diterapakan melalui prosedur politik, hukum atau aturan, umumnya aturan wajib yang mendorong proses ini. Pihak-pihak yang berkepentingan menentukan apa saja aturannya dan bagaimana aturan ini harus diimplementasikan.
Usaha-usaha standar internasional lain dalam bidang akuntansi pada dasarnya dilakukan secara sukarela. Standar-standar itu akan diteima atau tidak tergantung pada orang-orang yang menggunakan standar-standar akuntansi. Saat standar internasional dan standar nasional tidak sama, tidak akan jadi masalah, tetapi ketika kedua standar tersebut berbeda, standar nasioanl harus jadi rujukan pertama.
BEBERAPA PERISTIWA PENTING DALAM SEJARAH PENENTUAN STANDAR AKUNTANSI
1959 - Jacob Kraayenhof, mitra pendiri sebuah firma akuntan independen eropa yang utama, mendorong agar usaha pembuatan standar akuntansi internasional dimulai.
1961 - Groupe d’Etudes, yang terdiri dari akuntan profesional yang berpraktik, didirikan di Eropa untuk memberikan nasihat kepada pihak berwenang Uni Eropa dalam masalah-masalah yang menyangkut akuntansi
1966 - Kelompok studi Internasional akuntan didirikan oleh institut profesionaol di Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat.
1973 - Komite Standar Akuntansi Internasional didirikan
1876 - organisasi untuk kerja sama dan pembangunan Ekonomi mengeluarkan Deklarasi investasi dalam perusahaan Multinasional yang berisi panduan untuk ’pengungkapan informasi’
1977 - Federasi Internasional Akuntan didirikan
1977 - Kelompok para ahli yang ditunjuk oleh Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-bangsa mengeluarkan laporan yang terdiri dari empat bagian mengenai standar internasional akuntansi dan pelaporan bagi perusahaan transnasional
2002 - IASB dan FASB menandatangani ’perjanjian Norwalk” yang berisi komitmen bersama terhadap konvergensi SAI dan AS
2003 - IASB menerbitkan IFRS 1 dan revisi terhadap 15 IAS
SEKILAS MENGENAI ORGANISASI INTERNASIONAL UTAMA YANG MENDORONG HARMONISASI AKUNTANSI
Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional:
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB)
Komini Uni Eropa (EU)
Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
Kelompok Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-Bangsa atas Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan, bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam perdagangan dan Pembangunan
Kelompok kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi kerja sama dan Pembangunan Ekonomi.
Forum Internasional Pengembangan Akuntansi (IFAD) mengadakan pertemuan pertama pada tahun 1999. tujuan utamanya adalah untuk membangun kapasitas akuntansi dan audit di negara-negara berkembang.
Yang juga penting adalah Federasi Internasional Bursa Efek (FIBV), organisasi perdagangan untuk pasar surat berharga dan derivatif yang teratur diseluruh dunia. FIBV mendorong perkembangan usaha profesional pasar keuangan. Tujuan FIBV adalah untuk menetapakan standar harmonisasi untuk proses usaha (termasuk pelaporan keuangan dan pengungkapan) dalam perdagangan surat berharga lintas batas, termasuk penawaran publik lintas batas.
BADAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
Tujuan IASB adalah:
Untuk mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipamahi dan dapat diterapkan yang mewajibkan infromasi yang berkualitas tinggi, transaparan, dan dapat dibandingkan dalam laporan keuangan dan pelaporan keuangan lainnya untuk membantu para partisipan dalam pasar modal dunia dan pengguna lainnya dalam membuat keputusan ekonomi.
untuk mendorong penggunaan dan penerapan standar-stnadar tersebut yang ketat
untuk membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan Standar Akuntansi Internasional dan Standar Pelaporan Keuangan Internasional ke arah solusi berkualitas tinggi.
Standar Inti IASC dan Persetujuan IOSCO
IASB telah berupaya untuk mengembangkan standar akuntansi yang akan diterima oleh badan pengatur surat berharga diseluruh dunia. IASC mengadopsi suatu rencana kerja untuk menghasilakn satu set inti standar berkualitas tinggi yang komprehensif.
Struktur IASB yang baru
Pada bulan November 1999 dewan IASC secara bulat menyetujui suatu resolusi yang mendukung usulan struktur baru yang intinnya adalah:
IASC akan didirikan sebagai sebuah organisasi independen
organisasi tersebut akan terdiri dari dua badan utama, Perwakilan dan Dewan, serta Komite Interprestasi Tetap dan Dewan Penasihat Standar dan
dan perwakilan akan menunjuk anggota dewan, melakukan pengawasan dan mengumpulkan dana yang diperlukan, sedangkan dewan memiliki tanggungjawab untuk penentuan standar akuntansi
IASB yang direstrukturisasi tersebut bertemu untuk pertamakalinya pada bulan April 2001. IASB telah direorganisasi, akan mencakup badan berikut:
Badan Wali. IASB memiliki 19 wali
• 6 dari Amerika Utara
• 6 dari Eropa
• 4 dari Wilayah Asia/Pasifik
• 3 dari wilayah lain
Dewan IASB
Dewan menetapkan dan memperbaiki standar akuntansi keuangan dan pelaporan usaha.
• Dewan terdiri dari 14 orang anggota yang ditunjuk oleh Badan Wali untuk memberikan kombinasi terbaik yang ada dari keahlian teknik dan latar belakang pengalaman bisnis internasional dan kondisi pasar yang relevan
Dewan Penasihat Standar
Dewan Penasihat Standar ditunjuk oleh perwakilan, terdiri dari:
• 30 atau lebih anggota yang memiliki latar belakang geografis dan profesional yang berbeda, yang ditunjuk untuk masa tiga tahun yang dapat diperbaharui
Komite Interprestasi Pelaporan Keuangan Internasional (IFRIC)
• IFRIC terdiri dari 12 anggota yang diangkat oleh perwalian. IFRIC menginterprestasikan ’penerapan standar akuntansi internasional dan standar pelaporan keuangan internasional dalam konteks kerangka dasar IASB, menerbitkan rancangan interprestasi dan mengevaluasi komentar atasnya dan memperoleh persetujuan dewan untuk interprestasi akhir.
Diposkan oleh Super Aidie di 12.05
Label: Ekonomi Akuntansi
related posts:
KLASIFIKASI DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN
PENYUSUTAN, PENURUNAN DAN DEPLESI
PROPERTI PABRIK, dan PERALATAN
KLASIFIKASI DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN
MASALAH PENILAIAN TAMBAHAN
LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL
HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL
PIUTANG
REVIEW
KAS & BANK - REKONSILIASI
Sumber : http://teorikuliah.blogspot.com/2009/08/harmonisasi-akuntansi-internasional.html
EKSPOSUR DAN AKUNTANSI VALAS
Transaksi Valas (Valuta asing) menyebabkan timbulnya aksposur valas, yang disebabkan karena terjadinya perubahan kurs. Eksposur valas yaitu aksposur transaksi, eksposur translasi, dan eksposur ekonomi, mempunyai substansi ekonomi yang harus diplaporkan pada laporan keuangan.
6.1. Pasar Valas dan Kurs Pasar valas merupakan mekanisme melalui yang mana valuta suatu negara ditukarkan dengan valuta negara lain, kurs antar valuta ditetapkan, dan transaksi antar valas diselesaikan. Dalam hubungannya dengan lokasi fisik, pasar valas bertebaran di seluruh dunia dan eksis jika individu-individu atau institusi-institusi saling bertukar valuta dari negara yang berbeda-beda. Dalam hubungannya dengan waktu eksekusi, transaksi valas dapat terjadi di Spot market dan forward market. Spot market meliputi pembelian dan penjualan valas yang sangat segera dilaksanakan. Untuk transaksi kecil di pasar retail, penyelesaiannya adalah segera, sedangkan untuk transaksi besar di wholesale market butuh waktu sampai dua hari bisnis. Dalam forward market, para partisipan mengadakan kontrak pada hari ini untuk penyerahan,/penerimaan valas pada waktu mendatang. Perbedaan antara kurs sekarang( spote rate) dan kurs masa mendatang( forward rate) disebut premi (premium) jika kurs mendatang lebih mahal disbanding dengan kurs sekarang, dan disebut dikon (discount) jika sebaliknya. Sistem moneter dunia terbentuk dari banyak valuta nasional. Pada saat kurs mudah goyah (volatile), penting bagi para manajer untuk waspada terhadap resiko valas dan mengmbil langkah-langkah yang cukup untuk mengatasinya. Daya saing perusahaan terlibat dalam bisnis internasional dapat dipengaruhi oleh fluktuasi kurs.
6.2. Eksposur Valas Eksposur valas merupakan sebuah ukuran terhadap potensi perubahan profitabilitas, arus kas, dan nilai pasar sebuah perusahaan yang disebabkan oleh perubahan kurs. Eksposur valas secara konvensional diklasifikasi menjadi 3 tipe:
Eksposur translasi atau eksposur akuntansi Merupakan potensi peningkatan atau penurunan nilai bersih perusahaan induk dan laba bersih yang dilaporkannya, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs sejak tanggal laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya. Tujuan utama translasi adalah untuk menyusun laporan keuangan konsolidasian, translasi juga membantu dalam mengevaluasi kinerja semua perusahaan afiliasi dimanapun dengan mengubah angka-angka laporan ke dalam sebuah valuta umum ( yaitu valuta perusahaan induk).
Eksposure transaksi Berkaitan dengan sensitifitas arus kas kontraktual yang dinyatakan dala valas terhadap perubahan kurs yang diukur dalam valuta domestic perusahaan tersebut. Eksposur transaksi dapat timbul karena transaksi-transaksi berikut: a. Membeli atau menjual barang secara kredit b. Meminjam atau meminjamkan dana dalam valas c. Terikat kontrak untuk membeli/menjual valas pada tanggal tertentu di masa mendatang d. Transaksi lain untuk mendapatkan asset atau utang yang dinyatakan dalam valas.
Eksposur ekonomi/operasi Menaksir dampak perubahan kurs di masa mendatang terhadap operasi perusahaan dan posisi kompetitifnya terhadap perusahaan-perusahaan lain. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi langkah-langkah strategis yang dapat diambil perusahaan untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai perusahaan tersebut terhadap perubahan kurs yang tidak diduga. Eksposur ini bersifat subyektif karena adanya ketidakpastian yang lebih besar dari variabel-variabel ekonomi dalam jangka panjang.
6.3. Akuntansi Untuk Fluktuasi Kurs Perusahaan yang terlibat dalam bisnis global menghadapi resiko terjadinya laba atau rugi dari fluktuasi kurs. Tetapi untuk memahi hal tersebut ada manfaat untuk membedakan antara transaksi asing dan transaksi valas karena tidak semua transaksi asing dinyatakan dalam valas, sehingga tidak setiap transaksi asing merupakan transaksi valas. Penting untuk dipahami bahwa terdapat perbedaan atara laba dan rugi transaksi dan laba dan rugi translasi. Laba dan rugi transaksi direalisasi dan mempengaruhi arus kas perusahaan. Dibandingkan dengan jumlah rupiah yang diterima seandainya dibayar tunai, jumlah tersebut dapat sama besar, lebih besar atau lebih kecil. Potensi inilah yang disebut eksposur transaksi. Perlakuan akuntansi terhadap laba dan rugi transaksi valas yaitu laba dan rugi tersebut harus dimasukkan ke dalam laporan hasil usaha dan mempengaruhi laba pada periode terjadinya laba dan rugi transaksi tersebut.
6.3.1. Akuntansi Transaksi Valas Dalam transaksi valas salah satu isu akuntansinya adalah bagaimana transaksi tersebut harus dicatat dalam melaporkan valuta pada tanggal terjadinya transaksi dan pada saat penyelesaiaan. Dalam transaksi tunai, terdapat persetujuan umum bahwa transaksi harus dicatat dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi( spot exchange rate). Tetapi dalam transaksi kredit ada 2 lagi isu akuntansi yang muncul, salah satunya adalah bagaimana melaporkan penyesuaian kurs pada tanggal pelaporan keuangan. Ada 2 pandangan mengenai apakah transaksi harus dianggap sebagai sebuah transaksi tunggal atau 2 buah transaksi :
6.3.1.1 . Pendekatan Transaksi Tunggal Pandangan yang digunakan adalah bahwa hanya ada satu transaksi ekonomi yang dicatat yaitu transaksi penjualan/pembelian. Sedangkan pelunasan utang atau penerimaan pelunasan piutang valas dianggap sebagai bagian esensial dari transaksi ekonomi untuk menjual atau membeli barang atau jasa.
6.3.1.2. Pendekatan Transaksi Ganda Dalam pendekatan ini utang dan piutang dianggap sebgai sebuah transaksi kedua yang berbeda atau terpisah dari transaksi asli yang berupa pembelian atau penjualan barang atau jasa. Dalam pendekatan ini manajemen tidak dapat memperkirakan besarnya kurs pada tanggal penyelesaian transaksi.
6.3.2 Akuntansi Translasi Valas Pada transaksi kredit menimbulkan masalah mengenai bagaimana melaporkan perubahan kurs, antara kurs pada tanggal transaksi dan kurs pada tanggal penyelesaian. Ada 2 pendapat mengenai hal ini: – pendapat pertama dilakukan penyesuaian. Alasannya : laporan keuangan harus mencerminkan kondisi keuangan pada tanggal transaksi atau tanggal penyesuaian. – Pendapat kedua, tidak dilakukan penyesuaian, kurs tanggal transaksi dan kurs tanggal neraca, seperti halnya dengan kurs pada tanggal transaksi adalah tidak nyata dan tidak direalisasi akan berubah menjadi kurs nyata dan akan direalisasi pada tanggal penyelesaian. Ada 4 metode untuk menstralai valas yaitu:
6.3.2.1 Metode Current Rate Pada metode ini semua item neraca ( kecuali modal)ditranslasi pada kurs sekarang, Sedangkan akun modal saham dan agio modal ditranslasi pada kurs historis. Pada metode ini laba dan rugi translasi valas tidak mempengaruhi laporan hasil usaha, serta tidak memperhatikan perbedaan sifat asset dan utang atau lama waktu atau durasi.
6.3.2.2 Metode Temporal Pada metode ini, basis pengukuran asset atau kewajiban menentukan besarnya kurs yang digunakan dalam translasi dan Sebagian besar pendapatan dan biaya ditranslasi dengan kurs rerata perode terkait. Metode ini dapat digunakan untuk setiap basis ukuran( kos historis, harga pengganti sekarang atau haraga pasar sekarang). 6.3.2.3 Metode Current/ Non-Current Prinsip-prinsip yang mendasari adalah asset dan utang harus ditranslasi berdasarkan saat jatuh temponya. Serta berbasis pada klasifikasi aktifa dan utang yang sepenuhnya tidak berkaitan dengan pengaruh ekonomi dari fluktuasi kurs terhadap aktifa dan utang.
6.3.2.4 Metode Moneter / Non-Moneter Semua item moneter sperti ( kas,utang dan piutang) pada neraca sebuah perusahaan anak diluar negeri ditranslasi pada tariff kurs sekarang, karena metode ini berpersepsi bahwa item-item tersebut terpengaruh oleh resiko kurs. Sebagian besar item laporan hasil usaha di translasi pada kurs rerata untuk periode tersebut. Referensi Buku: Sunardi dan Nanang Sunyoto.2011.Akuntansi Internasional.Amara Book:Yogyakarta
TRANSLATION EXPOSURE
Accounting/ translation exposure
timbul dari kebutuhan untuk maksud-maksudpelaporan dan konsolidasi, untuk mengkonversi laporan keuangan operasi asing/ luar negeridari mata uang lokal (perusahaan
subsidiary
) ke mata uang perusahaan induk
(parent company)
.
Translation ekposure
dengan demikian adalah
ekposure
dari nilai akuntansiperusahaan (laporan keuangan perusahaan) terhadap risiko pergerakan-pergerakan valas/ fluktuasi nilai tukar dan dihitung dengan cara mencari selisih positif (net) dari seluruh
accounts
/ pos-pos yang akan ditranslasikan pada nilai tukar saat ini.Keuntungan/ kerugian translasi mata uang bisa terjadi jika nilai tukar pada akhir tahunoperasi berbeda dengan awal tahunnya.1.
Jika
assets
dan
liabilities
ditranslasikan pada kurs saat ini,
assets
dan
liabilities
tersebut dianggap/ dikatakan sebagai
exposed.
2.
Assets
dan
liabilities
yang ditranslasikan atas dasar kurs historis, kurs yang dipakaipada aset yang telah dimiliki/ didapat atau
liabilities
yang telah terjadi, dikatakansebagai
not exposed
.3.
Translation exposure
secara sederhana merupakan perbedaan antara
exposed assets
dan
exposed liabilities
.
Exposed
berarti bahwa nilai dari aset yang dihitung/ diukur dalam mata uang negaraasal (
reporting currency
) turun akibat devaluasi
functional currency
(mata uang perusahaan
subsidiary
) dan naik akibat apresiasi
functional currency
.MENGUKUR DAN MENGANTISIPASI EKSPOSUR AKUNTANSI
Eksposur akuntansi (accounting/translation exposure) adalah mengukur seberapa jauhlaporan keungan konsolidasi dari suatu perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs valas.Eksposur ini muncul karena adanya kebutuhan untuk mengkonversi laporan keuangan darioperasi perusahaan di luar negeri yang menggunakan mata uang local ke dalam mata uangNegara asal untuk tujuan konsolidasi dan pelaporan. Laporan keuangan konsolidasiumumnya digunakan oleh manajemen perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan afiliasi diluar negeri. Bila kurs valas berubah sejak periode pelaporan sebelumnya, maka translationatau penilaian ulang atas asset, utang, penerimaan, biaya, laba, dan rugi yang didenominasidalam valas akan menyebabkan laba/rugi valas (foreign exchange gains or losses).Kemungkinan laba/rugi valas ini diukur oleh angka eksposur akuntansi
Translation Vs Transaction Akuntansi Valas
Dalam akuntansi valuta asing terdapat beberapa isu yang berkembang, salah satunya adalah tehnikal yang menjadi kontroversi dalam akuntansi yang disebut Foreign Currency Translation. aktivitas translation memiliki tantangan solusi teoritis maupun praktis dan terus menjadi perhatian karena fluktuasi pasar uang dan globalisasi pasar sekuritas dunia.
` Translation adalah proses pernyataan kembali informasi laporan keuangan dari satu mata uang ke mata uang lain. Isu kurs dikombinasikan dengan berbagai methode translasi yang dapat digunakan dan perlakuan “Laba/Rugi” translasi yang berbeda membuat perbandingan hasil-hasil laporan keuangan dari satu perusahaan ke perusahaan lain atau perusahaan yang sama dalam periode yang berbeda menjadi hal yang sulit.
Alasan-alasan Translation
1. Perusahaan dengan operasi yang luas tidak dapat menyiapkan laporan keuangan konsolidasi jika akun-akun mereka dan akun-akun subsidiaries tidak diungkapkan dalam satu mata uang.
2. Skala kegiatan investasi internasional yang meluas saat ini meningkatkan kebutuhan penyampaian informasi kepada pembaca dinegara lain.
Translatin tidak sama dengan conversion. Translation hanyalah satu perubahan dalam pengungkapan moneter, dan tidak ada pertukaran fisik yang terjadi serta tidak ada accountable transaction yang timbul seperti terjadi dalam konversi. Konversi adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang yang lain.
Foreign currency transaction terjadi bila suatu perusahaan membeli atau menjual barang dimana pembayarannya dilakukan dalam valuta asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan valuta asing. Suatu transaksi yang direalisasi menciptakan suatu laba dan rugi nyata. Para akuntan secara umum setuju laba rugi semacam ini harus segera dicerminkan dalam laporan laba rugi. Sebaliknya translation adjusment (termasuk laba rugi atas unsetteled transaction) adalah belum direalisasi (unrealized).
Adapun prinsip umum dalam standar akuntansi valuta asing adalah sbb:
1. Perusahaan dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing dilakukan dalam dua cara yaitu melakukan transaksi dalam mata uang asing atau memiliki usaha kegiatan luar negeri (foreign operation).
2. Untuk memasukkan transaksi dalam valuta asing pada laporan keuangan suatu perusahaan, transaksi harus dinyatakan dalam mata uang pelaporan perusahaan.
3. Foreign operation adalah suatu anak perusahaan (subsidiary), perusahaan asosiasi (associates), usaha patungan (joint venture) atau cabang perusahaan pelapor, yang aktivitasnya dilaksanakan diluar negara perusahaan pelapor.
4. Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam menyajikan laporan keuangan.
Dalam tulisan ini, penulis hanya akan membahas perusahaan yang melakukan transaksi dalam mata uang asing.
Transaksi dalam Mata Uang Asing – PSAK No: 10
Pelaporan dalam setiap tanggal neraca:
1. Pos Aktiva dan Kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan kedalam IDR dengan menggunakan kurs tanggal neraca atau bila kesulitan, bisa dengan kurs tengah Bank Indonesia. Pos moneter adalah kas dan setara kas, aktiva dan kewajiban yang akan diterima dan dibayar yang jumlahnya pasti.
2. Pos Non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi (historical rate).
3. Pos Non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.
4. Selisih penjabaran pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada tanggal neraca dan laba/rugi kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dikreditkan/dibebankan pada Laporan Laba/rugi periode berjalan.
Pengakuan Awal
1. Suatu transaksi dalam mata uang asing adalah suatu transaksi yang di denominasi atau membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk : a. Membeli/menjual yang harganya dalam satuan mata uang asing b. Hutang/piutang dana dalam satuan mata uang asing c. Menjadi suatu pihak untuk suatu perjanjian dalam valas yang belum terlaksana d. Meperoleh/melepaskan aktiva, menimbulkan/melunasi kewajiban yang didenominasi dalam mata uang asing.
2. Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Kurs tunai yang berlaku pada tanggal transaksi sering disebut spot rate, yang untuk alasan praktis, bila kurs relatif stabil, kurs rata-rata selama satu minggu/bulan mungkin digunakan untuk seluruh transaksi dalam setiap mata uang asing yang terjadi selama periode itu.
Selisih kurs timbul bila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing. Bila timbulnya dan penyelesaian transaksi berada dalam satu periode akuntansi yang sama, maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut. Jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode akuntansi , maka seluruh kurs harus diakui untuk setiap periode akuntansi dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing periode.
Tentu saja pembukuan, dalam prakteknya menjadi hal yang komplek bila transaksi jual beli valuta asing terjadi berulang kali dengan berbagai kurs dan melibatkan berbagai pos, baik moneter maupun non moneter. Demikian pula bila terkait dengan Foreign entity (entitas asing) atau Foreign operation (usaha diluar negeri). Yang perlu diwaspadai juga adalah kemungkinan terjadinya kerugian riil (rugi konversi) bukan rugi translation bila pelaksanaan pengelolaan transaksi valas tidak tepat. Waspadalah!!!!!!!
Sumber : http://whaone0919.wordpress.com/2013/07/23/eksposur-dan-akuntansi-valas/
6.1. Pasar Valas dan Kurs Pasar valas merupakan mekanisme melalui yang mana valuta suatu negara ditukarkan dengan valuta negara lain, kurs antar valuta ditetapkan, dan transaksi antar valas diselesaikan. Dalam hubungannya dengan lokasi fisik, pasar valas bertebaran di seluruh dunia dan eksis jika individu-individu atau institusi-institusi saling bertukar valuta dari negara yang berbeda-beda. Dalam hubungannya dengan waktu eksekusi, transaksi valas dapat terjadi di Spot market dan forward market. Spot market meliputi pembelian dan penjualan valas yang sangat segera dilaksanakan. Untuk transaksi kecil di pasar retail, penyelesaiannya adalah segera, sedangkan untuk transaksi besar di wholesale market butuh waktu sampai dua hari bisnis. Dalam forward market, para partisipan mengadakan kontrak pada hari ini untuk penyerahan,/penerimaan valas pada waktu mendatang. Perbedaan antara kurs sekarang( spote rate) dan kurs masa mendatang( forward rate) disebut premi (premium) jika kurs mendatang lebih mahal disbanding dengan kurs sekarang, dan disebut dikon (discount) jika sebaliknya. Sistem moneter dunia terbentuk dari banyak valuta nasional. Pada saat kurs mudah goyah (volatile), penting bagi para manajer untuk waspada terhadap resiko valas dan mengmbil langkah-langkah yang cukup untuk mengatasinya. Daya saing perusahaan terlibat dalam bisnis internasional dapat dipengaruhi oleh fluktuasi kurs.
6.2. Eksposur Valas Eksposur valas merupakan sebuah ukuran terhadap potensi perubahan profitabilitas, arus kas, dan nilai pasar sebuah perusahaan yang disebabkan oleh perubahan kurs. Eksposur valas secara konvensional diklasifikasi menjadi 3 tipe:
Eksposur translasi atau eksposur akuntansi Merupakan potensi peningkatan atau penurunan nilai bersih perusahaan induk dan laba bersih yang dilaporkannya, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs sejak tanggal laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya. Tujuan utama translasi adalah untuk menyusun laporan keuangan konsolidasian, translasi juga membantu dalam mengevaluasi kinerja semua perusahaan afiliasi dimanapun dengan mengubah angka-angka laporan ke dalam sebuah valuta umum ( yaitu valuta perusahaan induk).
Eksposure transaksi Berkaitan dengan sensitifitas arus kas kontraktual yang dinyatakan dala valas terhadap perubahan kurs yang diukur dalam valuta domestic perusahaan tersebut. Eksposur transaksi dapat timbul karena transaksi-transaksi berikut: a. Membeli atau menjual barang secara kredit b. Meminjam atau meminjamkan dana dalam valas c. Terikat kontrak untuk membeli/menjual valas pada tanggal tertentu di masa mendatang d. Transaksi lain untuk mendapatkan asset atau utang yang dinyatakan dalam valas.
Eksposur ekonomi/operasi Menaksir dampak perubahan kurs di masa mendatang terhadap operasi perusahaan dan posisi kompetitifnya terhadap perusahaan-perusahaan lain. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi langkah-langkah strategis yang dapat diambil perusahaan untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai perusahaan tersebut terhadap perubahan kurs yang tidak diduga. Eksposur ini bersifat subyektif karena adanya ketidakpastian yang lebih besar dari variabel-variabel ekonomi dalam jangka panjang.
6.3. Akuntansi Untuk Fluktuasi Kurs Perusahaan yang terlibat dalam bisnis global menghadapi resiko terjadinya laba atau rugi dari fluktuasi kurs. Tetapi untuk memahi hal tersebut ada manfaat untuk membedakan antara transaksi asing dan transaksi valas karena tidak semua transaksi asing dinyatakan dalam valas, sehingga tidak setiap transaksi asing merupakan transaksi valas. Penting untuk dipahami bahwa terdapat perbedaan atara laba dan rugi transaksi dan laba dan rugi translasi. Laba dan rugi transaksi direalisasi dan mempengaruhi arus kas perusahaan. Dibandingkan dengan jumlah rupiah yang diterima seandainya dibayar tunai, jumlah tersebut dapat sama besar, lebih besar atau lebih kecil. Potensi inilah yang disebut eksposur transaksi. Perlakuan akuntansi terhadap laba dan rugi transaksi valas yaitu laba dan rugi tersebut harus dimasukkan ke dalam laporan hasil usaha dan mempengaruhi laba pada periode terjadinya laba dan rugi transaksi tersebut.
6.3.1. Akuntansi Transaksi Valas Dalam transaksi valas salah satu isu akuntansinya adalah bagaimana transaksi tersebut harus dicatat dalam melaporkan valuta pada tanggal terjadinya transaksi dan pada saat penyelesaiaan. Dalam transaksi tunai, terdapat persetujuan umum bahwa transaksi harus dicatat dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi( spot exchange rate). Tetapi dalam transaksi kredit ada 2 lagi isu akuntansi yang muncul, salah satunya adalah bagaimana melaporkan penyesuaian kurs pada tanggal pelaporan keuangan. Ada 2 pandangan mengenai apakah transaksi harus dianggap sebagai sebuah transaksi tunggal atau 2 buah transaksi :
6.3.1.1 . Pendekatan Transaksi Tunggal Pandangan yang digunakan adalah bahwa hanya ada satu transaksi ekonomi yang dicatat yaitu transaksi penjualan/pembelian. Sedangkan pelunasan utang atau penerimaan pelunasan piutang valas dianggap sebagai bagian esensial dari transaksi ekonomi untuk menjual atau membeli barang atau jasa.
6.3.1.2. Pendekatan Transaksi Ganda Dalam pendekatan ini utang dan piutang dianggap sebgai sebuah transaksi kedua yang berbeda atau terpisah dari transaksi asli yang berupa pembelian atau penjualan barang atau jasa. Dalam pendekatan ini manajemen tidak dapat memperkirakan besarnya kurs pada tanggal penyelesaian transaksi.
6.3.2 Akuntansi Translasi Valas Pada transaksi kredit menimbulkan masalah mengenai bagaimana melaporkan perubahan kurs, antara kurs pada tanggal transaksi dan kurs pada tanggal penyelesaian. Ada 2 pendapat mengenai hal ini: – pendapat pertama dilakukan penyesuaian. Alasannya : laporan keuangan harus mencerminkan kondisi keuangan pada tanggal transaksi atau tanggal penyesuaian. – Pendapat kedua, tidak dilakukan penyesuaian, kurs tanggal transaksi dan kurs tanggal neraca, seperti halnya dengan kurs pada tanggal transaksi adalah tidak nyata dan tidak direalisasi akan berubah menjadi kurs nyata dan akan direalisasi pada tanggal penyelesaian. Ada 4 metode untuk menstralai valas yaitu:
6.3.2.1 Metode Current Rate Pada metode ini semua item neraca ( kecuali modal)ditranslasi pada kurs sekarang, Sedangkan akun modal saham dan agio modal ditranslasi pada kurs historis. Pada metode ini laba dan rugi translasi valas tidak mempengaruhi laporan hasil usaha, serta tidak memperhatikan perbedaan sifat asset dan utang atau lama waktu atau durasi.
6.3.2.2 Metode Temporal Pada metode ini, basis pengukuran asset atau kewajiban menentukan besarnya kurs yang digunakan dalam translasi dan Sebagian besar pendapatan dan biaya ditranslasi dengan kurs rerata perode terkait. Metode ini dapat digunakan untuk setiap basis ukuran( kos historis, harga pengganti sekarang atau haraga pasar sekarang). 6.3.2.3 Metode Current/ Non-Current Prinsip-prinsip yang mendasari adalah asset dan utang harus ditranslasi berdasarkan saat jatuh temponya. Serta berbasis pada klasifikasi aktifa dan utang yang sepenuhnya tidak berkaitan dengan pengaruh ekonomi dari fluktuasi kurs terhadap aktifa dan utang.
6.3.2.4 Metode Moneter / Non-Moneter Semua item moneter sperti ( kas,utang dan piutang) pada neraca sebuah perusahaan anak diluar negeri ditranslasi pada tariff kurs sekarang, karena metode ini berpersepsi bahwa item-item tersebut terpengaruh oleh resiko kurs. Sebagian besar item laporan hasil usaha di translasi pada kurs rerata untuk periode tersebut. Referensi Buku: Sunardi dan Nanang Sunyoto.2011.Akuntansi Internasional.Amara Book:Yogyakarta
TRANSLATION EXPOSURE
Accounting/ translation exposure
timbul dari kebutuhan untuk maksud-maksudpelaporan dan konsolidasi, untuk mengkonversi laporan keuangan operasi asing/ luar negeridari mata uang lokal (perusahaan
subsidiary
) ke mata uang perusahaan induk
(parent company)
.
Translation ekposure
dengan demikian adalah
ekposure
dari nilai akuntansiperusahaan (laporan keuangan perusahaan) terhadap risiko pergerakan-pergerakan valas/ fluktuasi nilai tukar dan dihitung dengan cara mencari selisih positif (net) dari seluruh
accounts
/ pos-pos yang akan ditranslasikan pada nilai tukar saat ini.Keuntungan/ kerugian translasi mata uang bisa terjadi jika nilai tukar pada akhir tahunoperasi berbeda dengan awal tahunnya.1.
Jika
assets
dan
liabilities
ditranslasikan pada kurs saat ini,
assets
dan
liabilities
tersebut dianggap/ dikatakan sebagai
exposed.
2.
Assets
dan
liabilities
yang ditranslasikan atas dasar kurs historis, kurs yang dipakaipada aset yang telah dimiliki/ didapat atau
liabilities
yang telah terjadi, dikatakansebagai
not exposed
.3.
Translation exposure
secara sederhana merupakan perbedaan antara
exposed assets
dan
exposed liabilities
.
Exposed
berarti bahwa nilai dari aset yang dihitung/ diukur dalam mata uang negaraasal (
reporting currency
) turun akibat devaluasi
functional currency
(mata uang perusahaan
subsidiary
) dan naik akibat apresiasi
functional currency
.MENGUKUR DAN MENGANTISIPASI EKSPOSUR AKUNTANSI
Eksposur akuntansi (accounting/translation exposure) adalah mengukur seberapa jauhlaporan keungan konsolidasi dari suatu perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs valas.Eksposur ini muncul karena adanya kebutuhan untuk mengkonversi laporan keuangan darioperasi perusahaan di luar negeri yang menggunakan mata uang local ke dalam mata uangNegara asal untuk tujuan konsolidasi dan pelaporan. Laporan keuangan konsolidasiumumnya digunakan oleh manajemen perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan afiliasi diluar negeri. Bila kurs valas berubah sejak periode pelaporan sebelumnya, maka translationatau penilaian ulang atas asset, utang, penerimaan, biaya, laba, dan rugi yang didenominasidalam valas akan menyebabkan laba/rugi valas (foreign exchange gains or losses).Kemungkinan laba/rugi valas ini diukur oleh angka eksposur akuntansi
Translation Vs Transaction Akuntansi Valas
Dalam akuntansi valuta asing terdapat beberapa isu yang berkembang, salah satunya adalah tehnikal yang menjadi kontroversi dalam akuntansi yang disebut Foreign Currency Translation. aktivitas translation memiliki tantangan solusi teoritis maupun praktis dan terus menjadi perhatian karena fluktuasi pasar uang dan globalisasi pasar sekuritas dunia.
` Translation adalah proses pernyataan kembali informasi laporan keuangan dari satu mata uang ke mata uang lain. Isu kurs dikombinasikan dengan berbagai methode translasi yang dapat digunakan dan perlakuan “Laba/Rugi” translasi yang berbeda membuat perbandingan hasil-hasil laporan keuangan dari satu perusahaan ke perusahaan lain atau perusahaan yang sama dalam periode yang berbeda menjadi hal yang sulit.
Alasan-alasan Translation
1. Perusahaan dengan operasi yang luas tidak dapat menyiapkan laporan keuangan konsolidasi jika akun-akun mereka dan akun-akun subsidiaries tidak diungkapkan dalam satu mata uang.
2. Skala kegiatan investasi internasional yang meluas saat ini meningkatkan kebutuhan penyampaian informasi kepada pembaca dinegara lain.
Translatin tidak sama dengan conversion. Translation hanyalah satu perubahan dalam pengungkapan moneter, dan tidak ada pertukaran fisik yang terjadi serta tidak ada accountable transaction yang timbul seperti terjadi dalam konversi. Konversi adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang yang lain.
Foreign currency transaction terjadi bila suatu perusahaan membeli atau menjual barang dimana pembayarannya dilakukan dalam valuta asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan valuta asing. Suatu transaksi yang direalisasi menciptakan suatu laba dan rugi nyata. Para akuntan secara umum setuju laba rugi semacam ini harus segera dicerminkan dalam laporan laba rugi. Sebaliknya translation adjusment (termasuk laba rugi atas unsetteled transaction) adalah belum direalisasi (unrealized).
Adapun prinsip umum dalam standar akuntansi valuta asing adalah sbb:
1. Perusahaan dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing dilakukan dalam dua cara yaitu melakukan transaksi dalam mata uang asing atau memiliki usaha kegiatan luar negeri (foreign operation).
2. Untuk memasukkan transaksi dalam valuta asing pada laporan keuangan suatu perusahaan, transaksi harus dinyatakan dalam mata uang pelaporan perusahaan.
3. Foreign operation adalah suatu anak perusahaan (subsidiary), perusahaan asosiasi (associates), usaha patungan (joint venture) atau cabang perusahaan pelapor, yang aktivitasnya dilaksanakan diluar negara perusahaan pelapor.
4. Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam menyajikan laporan keuangan.
Dalam tulisan ini, penulis hanya akan membahas perusahaan yang melakukan transaksi dalam mata uang asing.
Transaksi dalam Mata Uang Asing – PSAK No: 10
Pelaporan dalam setiap tanggal neraca:
1. Pos Aktiva dan Kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan kedalam IDR dengan menggunakan kurs tanggal neraca atau bila kesulitan, bisa dengan kurs tengah Bank Indonesia. Pos moneter adalah kas dan setara kas, aktiva dan kewajiban yang akan diterima dan dibayar yang jumlahnya pasti.
2. Pos Non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi (historical rate).
3. Pos Non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.
4. Selisih penjabaran pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada tanggal neraca dan laba/rugi kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dikreditkan/dibebankan pada Laporan Laba/rugi periode berjalan.
Pengakuan Awal
1. Suatu transaksi dalam mata uang asing adalah suatu transaksi yang di denominasi atau membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk : a. Membeli/menjual yang harganya dalam satuan mata uang asing b. Hutang/piutang dana dalam satuan mata uang asing c. Menjadi suatu pihak untuk suatu perjanjian dalam valas yang belum terlaksana d. Meperoleh/melepaskan aktiva, menimbulkan/melunasi kewajiban yang didenominasi dalam mata uang asing.
2. Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Kurs tunai yang berlaku pada tanggal transaksi sering disebut spot rate, yang untuk alasan praktis, bila kurs relatif stabil, kurs rata-rata selama satu minggu/bulan mungkin digunakan untuk seluruh transaksi dalam setiap mata uang asing yang terjadi selama periode itu.
Selisih kurs timbul bila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing. Bila timbulnya dan penyelesaian transaksi berada dalam satu periode akuntansi yang sama, maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut. Jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode akuntansi , maka seluruh kurs harus diakui untuk setiap periode akuntansi dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing periode.
Tentu saja pembukuan, dalam prakteknya menjadi hal yang komplek bila transaksi jual beli valuta asing terjadi berulang kali dengan berbagai kurs dan melibatkan berbagai pos, baik moneter maupun non moneter. Demikian pula bila terkait dengan Foreign entity (entitas asing) atau Foreign operation (usaha diluar negeri). Yang perlu diwaspadai juga adalah kemungkinan terjadinya kerugian riil (rugi konversi) bukan rugi translation bila pelaksanaan pengelolaan transaksi valas tidak tepat. Waspadalah!!!!!!!
Sumber : http://whaone0919.wordpress.com/2013/07/23/eksposur-dan-akuntansi-valas/
Langganan:
Postingan (Atom)